MANAJEMEN PERSEDIAAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pembimbing: Drs. Rosyadi, M.M
DISUSUN OLEH:
Kelompok 4 (CA.15.1)
Rika Bella 222015029
Shindy Sandra Debby 222015037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan hidayah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah MANAJEMEN PERSEDIAAN dengan baik tanpa ada halangan dan rintangan. Selanjutnya salawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW., yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan, lalu menjadi penuh dengan ilmu pengetahuan. Amin.
Makalah MANAJEMEN PERSEDIAAN ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan dan juga sebagai tambahan pengetahuan untuk para pembaca, khususnya mengenai bagaimana pengendlian persediaan dalam perusahaan.
Makalah ini disusun dengan harapan para pembaca akan dapat mengetahui bagaimana MANAJEMEN PERSEDIAAN dalam suatu perusahaan, dan bisa menjadikan makalah ini sebagai bahan belajar yang akan bermanfaat untuk kita semua.
Tak lupa juga, Kepada Bapak Rosyadi, penyusun mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, karena telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam membuat makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini belum sempurna, mungkin masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan dan penyusunan, baik pada kata-kata ataupun gaya bahasa yang penyusun gunakan kurang tepat. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan pakar, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Palembang, 09 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
Latar Belakang1
Rumusan Masalah2
Tujuan2
BAB II PEMBAHASAN3
Pengertian Persediaan3
Jenis-Jenis Persediaan 3
Klasifikasi Manajemen Persediaan. 5
Alasan Memiliki Persediaan..7
Tujuan Persediaan..8
Mengapa Harus Memperhitungkan Persediaan..8
Metode Menghitung Persediaan..9
Biaya Persediaan..9
Reorder Point (ROP)..10
BAB III PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran11
DAFTAR PUSTAKA12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami perubahan dan perputaran. Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar. Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan. Menurut prinsip akuntansi persediaan merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini.
Apa yang dimaksud dengan persediaan?
Mengapa perusahaan harus memperhitungkan persediaan?
Apa itu metode EOQ ?
Apa saja biaya persediaan?
Apa itu Reorder Point (ROP) ?
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan yaitu:
Mengetahui apa itu persediaan.
Mengetahui mengapa perusahaan harus memperhitungkan persediaan.
Mengetahui apa itu metode EOQ.
Mengetahui apa saja biaya persediaan.
Mengetahui apa itu reorder point.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan industry serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan. Istilah persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Menurut C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen : “istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan:
Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal).
Dalam proses produksi (dalam kegiatan usaha normal).
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk digunakan proses produksi atau pemberian jasa .
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
Jenis-jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan atas :
a. Jenis Persediaan Menurut Fungsinya
1. Bacth Stock/Lot Size Inventory
yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, dalam hal ini pembelian atas pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar sedangkan penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil.
Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah :
- Memperoleh potongan harga pada harga pembelian
- Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economic) karena adanya operasi (production run) yang lebih lama.
- Adanya penghematan dalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock
yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock
yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan/penjualan atau permintaan yang meningkat. Disamping itu, menurut Rangkuti Freddy dalam buku Manajemen Persediaan, “anticipation stock juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau untuk menghindari kemacetan produksi”.
b. Jenis-Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang
1. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan bagian produksi atau parts yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock), yaitu persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan pelengkap (supplier Stock), yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang-barang dalam proses (Works in Process/Progress), yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
2.3. Klasifikasi Manajemen Persediaan (Inventory)
Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut Dobler at al, ada beberapa klasifikasi inventori yang digunakan oleh perusahaan, antara lain:
a. Inventori Produksi
Yang termasuk dalam klasifikasi invetori produksi adalah bahan baku dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses produksi dan merupakan bagian dari produk. Bisa terdiri dari dua tipe yaitu item spesial yang dibuat khusus untuk spesifikasi perusahaan dan item standart produksi yang dibeli secara off-the-self.
b. Inventori MRO (Maintaintenance, Repair, and Operating supplies)
Yang termasuk dalam katagori ini adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi namun tidak merupakan bagian dari produk. Seperti pelumas dan pembersih.
c. Inventori In-Process
Yang termasuk dalam katagori inventori ini adalah produk setengah jadi. Produk yang termasuk dalam katagori inventori ini bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi.
d. Inventori Finished-goods
Semua produk jadi yang siap untuk dipasarkan termasuk dalam katagori inventori finished goods. PT XYZ adalah sebuah swalayan yang menjual produk-produk yang siap untuk dipakai. Tidak ada proses pengolahan yang ada disana, sehingga semua inventori yang dimilikinya termasuk dalam katagori ini. Setelah diperhatikan definisi inventory diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan bahan baku adalah barang-barang berwujud yang dimiliki dengan tujuan untuk diproses menjadi barang jadi. Barang ini dihasilkan sendiri dan dibeli dari perusahaan lain yang merupakan produk akhir dari perusahaan itu sendiri barang ini merupakan bahan utama dalam menghasilkan produk akhir, persediaan barang penolong atau pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir, api tidak secara langsung ikut serta dalam hasil produk akhir. Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan dagang untuk dijual kembali. Salah satu perlunya inventory dilaksanakan dengan baik yaitu mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang dagangan yang terjual. Disamping itu untuk menjamin lancarnya arus lintas barang maka perlu diadakan pencatatan terhadap segala penerimaan barang yang berasal dari supplier,barang yang dipesan oleh langganan, barang yang terjual, barang yang dikembalikan oleh langganan dan penyesuaian-penyesuaian (adjusment) terhadap barang. Atas dasar pencatatan tersebut nantinya dapat diketahui antara lain barang mana yang banyak tertimbun (over stock) barang mana yang harus dipesan kembali kepada supplier karena persediannya sudah menipis, apabila terjadi pemesanan barang kepada supplier, maka pemesanan ini perlu pula dicatat untuk mendapatkan informasi tentang inventory yang lengkap, bila segala transaksi yang disebut 4 diatas tidak dicatat dengan baik maka akan menemui kesulitan untuk mengetahui keadaan inventory secara pasti pada suatu saat misalnya kesulitan untuk mengetahui berapa jumlah persedian barang yang ada dan yang sudah dipasarkan serta jumlah barang yang sudah dipesan oleh langganan (Quantity Committed) dan berapa jumlah barang yang dipesan kepada supplier (Quantity Sold) dan informasi penting lainnya. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.
2.4. Alasan Memiliki Persediaan
Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan ,persediaan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.
Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.
Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman.
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a. Kerusakan mesin
b. Kerusakan komponen
c. Tidak tersedianya komponen
d. Pengiriman komponen yang terlambat
4. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5. Untuk memanfaatkan diskon
6. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan dating
2.5. Tujuan Persediaan
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
Hal-Hal Yang di Pertimbangkan :
1. Struktur biaya persediaan.
a. Biaya per unit (item cost)
b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
- Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)
- Biaya pengiriman pemesanan
- Biaya transportasi
- Biaya penerimaan (Receiving cost)
- Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost)
- Surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan.
c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).
Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration and loss).
Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.
Mengapa Perusahaan Harus Memperhitungkan Persediaan
Persediaan harus benar benar diperhitungkan oleh perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan persediaan maka akan menghambat kelancaran usaha yang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan , namun sebaliknya apabila perusahaan kekurangan persediaan, perusahaan akan menghadapi beberapa resiko, seperti terlalu besarnya dana yang tertanam dalam persediaan, memperbesar biaya penyimpanan, dan juga resiko kerusakan atau turunnya mutu barang.
Metode Manajemen Persediaan
a. Metoda EOQ (economic order quantity)
Adalah metode memperhitungkan kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang paling minim. Biaya yang diperhitungkan dalam metode EOQ ini diantaranya adalah biaya pemesanan setiap kali pesan dan biaya pemeliharaan ( biaya simpan). EOQ akan tercapai pada saat biaya pemesanan sama dengan biaya pemeliharaan.
Keterangan :
Q = Quantity (Jumlah Kebutuhan)
OC = Ordering Cost (biaya pemesanan setiap kali pesan)
CC = Carrying Cost (biaya pemeliharaan dalam presentase
C = Carrying Cost dalam unit
P = Price ( harga beli per unit)
b. Metoda sistem pemeriksaan terus menerus (continuous review System)
c. Metoda sistem pemeriksaan periodik (periodic review system)
d. Metoda hybrid
Metoda abc
Biaya Persediaan
Dalam pengelolaan persediaan terutama bahan baku ada 2 jenis biaya persediaan yaitu:
Biaya Pemesanan
Biaya pesan adalah biaya yang timbul sebagai akibat melakukan pemesanan. Biaya ini bersifat variable sesuai dengan berapa banyak Frekuensi pemesanan yang dilakukan. Yang termasuk biaya ini yaitu biaya mulai bahan dipesan sampai bahan baku tersebut masuk gudang, terdiri biaya penerimaan, biaya pengecekan, penimbangan, dan lainnya.
Biaya Simpan
Biaya simpan adalah biaya yang dikelurkaan oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan selm periode tertentu. Biaya ini bersifat variable sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Yang termasuk biaya ini yaitu biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan bahan baku, biaya asuransi, biaya penurunan kualitas, pajak, dan biaya modal.
Reorder Point (ROP)
Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya yang minimal ditentukan, maka selanjutnya menentukan kapan harus memesan kembali agar tidak kehabisan bahan baku. Reorder Point adalah titik dimana perusahaan harus memesan kembali agar kedatangan bahan baku yang di pesan tepat datang pada saat persediaan bahan diatas safety stock (bila ada).
Dalam menentukan ROP harus memperhatikan 2 faktor :
Kebutuhan bahan baku selama tenggang waktu menunggu (masa lead time)
Besarnya safety stock
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Pertama, raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.
Warren, Fess, Niswonger, Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas, Jilid 1Penerbit Erlangga, Jakarta 1999.
Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1993.
No comments:
Post a Comment