Wednesday, January 3, 2018

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pembimbing: Drs. Rosyadi, M.M

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4 (CA.15.1)
Rika Bella 222015029
Shindy Sandra Debby  222015037

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan hidayah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah MANAJEMEN PERSEDIAAN dengan baik tanpa ada halangan dan rintangan. Selanjutnya salawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW., yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan, lalu menjadi penuh dengan ilmu pengetahuan. Amin.
Makalah MANAJEMEN PERSEDIAAN ini  disusun untuk memenuhi  tugas mata kuliah Manajemen Keuangan dan juga sebagai tambahan pengetahuan untuk para pembaca, khususnya mengenai bagaimana pengendlian persediaan dalam perusahaan.
Makalah ini disusun dengan harapan para pembaca akan dapat mengetahui bagaimana MANAJEMEN PERSEDIAAN dalam suatu perusahaan, dan bisa menjadikan makalah ini sebagai bahan belajar yang akan bermanfaat untuk kita semua.
Tak lupa juga, Kepada Bapak Rosyadi, penyusun mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, karena telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam membuat makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini belum sempurna, mungkin masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan dan penyusunan, baik pada kata-kata ataupun gaya bahasa yang penyusun gunakan kurang tepat. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan pakar, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, 09 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
Latar Belakang1 
Rumusan Masalah2
Tujuan2

BAB II PEMBAHASAN3
Pengertian Persediaan3
Jenis-Jenis Persediaan 3
Klasifikasi Manajemen Persediaan. 5
Alasan Memiliki Persediaan..7
Tujuan Persediaan..8
Mengapa Harus Memperhitungkan Persediaan..8
Metode Menghitung Persediaan..9
Biaya Persediaan..9
Reorder Point (ROP)..10
BAB III PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran11
DAFTAR PUSTAKA12













BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami perubahan dan perputaran. Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar. Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan. Menurut prinsip akuntansi persediaan merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan.

1.2.        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini.
Apa yang dimaksud dengan persediaan?
Mengapa perusahaan harus memperhitungkan persediaan?
Apa itu metode EOQ ?
Apa saja biaya persediaan?
Apa itu Reorder Point (ROP) ?
 
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan yaitu:
Mengetahui apa itu persediaan.
Mengetahui mengapa perusahaan harus memperhitungkan persediaan.
Mengetahui apa itu metode EOQ.
Mengetahui apa saja biaya persediaan.
Mengetahui apa itu reorder point.















BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan industry serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan. Istilah persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Menurut C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen : “istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan:
Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal).
Dalam proses produksi (dalam kegiatan usaha normal).
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk digunakan proses produksi atau pemberian jasa .
 
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.

Jenis-jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan atas :
a.    Jenis Persediaan Menurut Fungsinya
1. Bacth Stock/Lot Size Inventory
yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, dalam hal ini pembelian atas pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar sedangkan penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil.
          Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah :
-    Memperoleh potongan harga pada harga pembelian
-    Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economic) karena adanya operasi (production run) yang lebih lama.
-    Adanya penghematan dalam biaya pengangkutan

2.    Fluctuation Stock
yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.

3.    Anticipation Stock
yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan/penjualan atau permintaan yang meningkat. Disamping itu, menurut Rangkuti Freddy dalam buku Manajemen Persediaan, “anticipation stock juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau untuk menghindari kemacetan produksi”.

b.    Jenis-Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang
1.    Persediaan bahan baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi.
2.    Persediaan bagian produksi atau parts yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock), yaitu persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
3.    Persediaan bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan pelengkap (supplier Stock), yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
4.    Persediaan barang setengah jadi atau barang-barang dalam proses (Works in Process/Progress), yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

2.3.    Klasifikasi Manajemen Persediaan (Inventory)
Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut Dobler at al, ada beberapa klasifikasi inventori yang digunakan oleh perusahaan, antara lain:
a.    Inventori Produksi
Yang termasuk dalam klasifikasi invetori produksi adalah bahan baku dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses produksi dan merupakan bagian dari produk. Bisa terdiri dari dua tipe yaitu item spesial yang dibuat khusus untuk spesifikasi perusahaan dan item standart produksi yang dibeli secara off-the-self.
b.    Inventori MRO (Maintaintenance, Repair, and Operating supplies)
Yang termasuk dalam katagori ini adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi namun tidak merupakan bagian dari produk. Seperti pelumas dan pembersih.
c.    Inventori In-Process
Yang termasuk dalam katagori inventori ini adalah produk setengah jadi. Produk yang termasuk dalam katagori inventori ini bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi.
d.    Inventori Finished-goods
Semua produk jadi yang siap untuk dipasarkan termasuk dalam katagori inventori finished goods. PT XYZ adalah sebuah swalayan yang menjual produk-produk yang siap untuk dipakai. Tidak ada proses pengolahan yang ada disana, sehingga semua inventori yang dimilikinya termasuk dalam katagori ini. Setelah diperhatikan definisi inventory diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan bahan baku adalah barang-barang berwujud yang dimiliki dengan tujuan untuk diproses menjadi barang jadi. Barang ini dihasilkan sendiri dan dibeli dari perusahaan lain yang merupakan produk akhir dari perusahaan itu sendiri barang ini merupakan bahan utama dalam menghasilkan produk akhir, persediaan barang penolong atau pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir, api tidak secara langsung ikut serta dalam hasil produk akhir. Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan dagang untuk dijual kembali. Salah satu perlunya inventory dilaksanakan dengan baik yaitu mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang dagangan yang terjual. Disamping itu untuk menjamin lancarnya arus lintas barang maka perlu diadakan pencatatan terhadap segala penerimaan barang yang berasal dari supplier,barang yang dipesan oleh langganan, barang yang terjual, barang yang dikembalikan oleh langganan dan penyesuaian-penyesuaian (adjusment) terhadap barang. Atas dasar pencatatan tersebut nantinya dapat diketahui antara lain barang mana yang banyak tertimbun (over stock) barang mana yang harus dipesan kembali kepada supplier karena persediannya sudah menipis, apabila terjadi pemesanan barang kepada supplier, maka pemesanan ini perlu pula dicatat untuk mendapatkan informasi tentang inventory yang lengkap, bila segala transaksi yang disebut 4 diatas tidak dicatat dengan baik maka akan menemui kesulitan untuk mengetahui keadaan inventory secara pasti pada suatu saat misalnya kesulitan untuk mengetahui berapa jumlah persedian barang yang ada dan yang sudah dipasarkan serta jumlah barang yang sudah dipesan oleh langganan (Quantity Committed) dan berapa jumlah barang yang dipesan kepada supplier (Quantity Sold) dan informasi penting lainnya. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.

2.4.   Alasan Memiliki Persediaan
         Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan ,persediaan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.
Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.
Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1.    Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
2.    Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman.
3.    Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.    Kerusakan mesin
b.    Kerusakan komponen
c.    Tidak tersedianya komponen
d.    Pengiriman komponen yang terlambat
4.    Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5.    Untuk memanfaatkan diskon
6.    Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan dating




2.5.  Tujuan Persediaan
1.    Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2.    Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3.    Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

Hal-Hal Yang di Pertimbangkan :
1.    Struktur biaya persediaan.
       a.   Biaya per unit (item cost)
       b.   Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
              -    Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)
              -    Biaya pengiriman pemesanan
              -    Biaya transportasi
              -    Biaya penerimaan (Receiving cost)
              -    Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost)
              -    Surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan.
       c.    Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).
Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration and loss).
Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.

Mengapa Perusahaan Harus Memperhitungkan Persediaan
Persediaan harus benar benar diperhitungkan oleh perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan persediaan maka akan menghambat kelancaran usaha yang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan , namun sebaliknya apabila perusahaan kekurangan persediaan, perusahaan akan menghadapi beberapa resiko, seperti terlalu besarnya dana yang tertanam dalam persediaan, memperbesar biaya penyimpanan, dan juga resiko kerusakan atau turunnya mutu barang.

Metode Manajemen Persediaan
a.    Metoda EOQ (economic order quantity)
Adalah metode memperhitungkan kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang paling minim. Biaya yang diperhitungkan dalam metode EOQ ini diantaranya adalah biaya pemesanan setiap kali pesan dan biaya pemeliharaan ( biaya simpan). EOQ akan tercapai pada saat biaya pemesanan sama dengan biaya pemeliharaan.

Keterangan :
Q   = Quantity (Jumlah Kebutuhan)
OC = Ordering Cost (biaya pemesanan setiap kali pesan)
CC = Carrying Cost (biaya pemeliharaan dalam presentase
C   = Carrying Cost dalam unit
P   = Price ( harga beli per unit)

b.    Metoda sistem pemeriksaan terus menerus (continuous review System)
c.    Metoda sistem pemeriksaan periodik (periodic review system)
d.    Metoda hybrid
Metoda abc

Biaya Persediaan
Dalam pengelolaan persediaan terutama bahan baku ada 2 jenis biaya persediaan yaitu:

Biaya Pemesanan
Biaya pesan adalah biaya yang timbul sebagai akibat melakukan pemesanan. Biaya ini bersifat variable sesuai dengan berapa banyak Frekuensi pemesanan yang dilakukan. Yang termasuk biaya ini yaitu biaya mulai bahan dipesan sampai bahan baku tersebut masuk gudang, terdiri biaya penerimaan, biaya pengecekan, penimbangan, dan lainnya.

Biaya Simpan
Biaya simpan adalah biaya yang dikelurkaan oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan selm periode tertentu. Biaya ini bersifat variable sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Yang termasuk biaya ini yaitu biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan bahan baku, biaya asuransi, biaya penurunan kualitas, pajak, dan biaya modal.

Reorder Point (ROP)
Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya yang minimal ditentukan, maka selanjutnya menentukan kapan harus memesan kembali agar tidak kehabisan bahan baku. Reorder Point adalah titik dimana perusahaan harus memesan kembali agar kedatangan bahan baku yang di pesan tepat datang pada saat persediaan bahan diatas safety stock (bila ada).

Dalam menentukan ROP harus memperhatikan 2 faktor :
Kebutuhan bahan baku selama tenggang waktu menunggu (masa lead time)
Besarnya safety stock
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
             Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Pertama, raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.

Warren, Fess, Niswonger, Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas, Jilid 1Penerbit Erlangga, Jakarta 1999.

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1993.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN PASAR UANG DAN VALUTA ASING

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
PASAR UANG DAN VALUTA ASING






Disusun Oleh
Kelompok 2:
Lisnawati222015014
  Erlinda222015023
Shindy Sandra Debby222015037
Puspa Erika Karolina222015111
Muhammad Ryan Kafri222015074

Dosen Pembimbing:
Lesi Agusria,SE.,M.Si.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah dengan judul “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing” dapat kami selesaikan dengan baik, dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami sebagai pemakalah  mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kami selaku penyusun makalah pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya, serta bisa menjadi tambahan referensi di bidang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.


                          Palembang,  Oktober  2017

                                                           
                                                                                                                             Penyusun

               




DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………... ii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang…………………………………………………. 3
Bab II Pembahasan
A.Pengertian Pasar uang…………………………………………… 4
B.Tujuan Pasar uang……………………………………………….. 4
C.Instrumen Pasar uang……………………………………………. 5
D.Pengertian Valuta Asing…………………………………………. 8
E.Tujuan Melakukan Transaksi Valas……………………………... 11
F.Jenis-jenis Transaksi Valas………………………………………. 17
G.Margin Tranding…………………………………………………. 20
H.Intraksi Antara Pasar Valas Dan Pasar Uang…………………….. 21
Bab III Penutup
III.1 Kesimpulan……………………………………………………… 23
Daftar Pustaka …………………………………………………………….24






BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang. Dengan adanya uang lalu lalu terbentuklah Pasar uang atau money market merupakan pertemuan dalam suatu pasar yang abstrak untuk memperoleh demand dan supply dana jangka pendek. Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor dan utang luar negeri. Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang suatu negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem perekonomian di seluruh dunia. Valuta asing merupakan bagian dari devisa suatu negara. Devisa sendiri merupakan setiap kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara yang berada di luar negeri yang wujudnya dapat berupa barang, jasa, atau bahkan mata uang yang digunakan sebagai alat transaksi perdagangan lintas negara. Devisa suatu negara yang berbentuk mata uang ini lah yang sering kita sebut dengan istilah valuta asing..Pasar valuta asing atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pasar Uang
Pasar uang (money market) diartikan sebagai sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan.
Pasar uang (money market) di Indonesia masih relatif baru jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun, dalam perkembangan dunia sekarang ini, pasar uang di Indonesia juga ikut berkembang walaupun tidak semarak perkembangan pasar modal (capital market).

B.Tujuan Pasar Uang
Pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang adalah sebagai berikut:
1.Pihak yang membutuhkan dana
Dalam hal ini baik bank maupun perusahaan non bank yang kebetulan membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu.
2.Pihak yang menanamkan dana
Yaitu pihak yang menyediakan dana atau pihak yang menjual dana baik bank maupun perusahaan non bank dengan tujuan investasi di pasar uang.

Bagi pihak yang memerlukan dana dan mencari dana tersebut di pasar uang terdapat beberapa tujuan. Tujuan ini tergantung dari kepentingan dan kebutuhan pencari dana. Tujuan pihak dalam menghimpun dana dari pasar uang yaitu:
1.Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek , seperti membayar utang jangka pendek yang akan segera jatuh tempo.
2.Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, karena disebabkan kekurangan uang kas.
3.Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya, upah karyawan, gaji, pembelian bahan baku dan kebutuhan modal kerja lainnya.
4.Sedang mengalami kalah kliring., hal ini terjadi di lembaga kliring dan harus segera dibayar.
Sedangkan tujuan bagi pihak yang bermaksud menanamkan dananya di pasar modal yaitu:
1.Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu.
2.Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan.
3.Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu.

C.Instrumen Pasar Uang
Dalam pemilihan dana, investor dapat memilih salah satu dari sekian banyak surat-surat berharga yang ditawarkan sesuai dengan tujuan masing-masing. Surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar uang disebut dengan instrumen pasar uang.
Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan antara lain :
1.Interbank Call Money
Merupakan kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi atau dibayar apabila sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana (kreditor). Jangka waktu kredit berkisar antara 1 hari sampai 7 hari. Ketentuan yang harus diperhatikan dengan pemberian fasilitas call money antara lain sebagai berikut :
a. Fasilitas call money diberikan dilembaga kliring kepada bank-bank yang mengalami kekalahan kliring dan kekurangan likuiditas.
b. Besarnya pinjaman call money tidak boleh melebihi kalah kliring hari ini.
c. Instrumen pinjaman dapat berupa promes.
d. Maksimal jangka waktu 7 hari dan apabila tidak dapat dilunasi pada masa jatuh tempo, maka akan berubah menjadi pinjaman biasa.
2.Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dikaitkan dengan kebijaksanaan pemerintah terhadap pasar terbuka (open market operation) dalam masalah penanggulangan jumlah uang beredar. Tujuan bagi investor baik bank maupun lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah akibat kelebihan dana yang tidak disalurkan untuk sementara waktu, namun jika pihak investor memerlukan dana kembali, maka dengan mudah SBI dapat diperjualkan kepada pihak Bank Indonesia ataupun pihak lain.
3.Sertifikat Deposito
Merupakan alternatif utama bagi pihak perbankan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya.
Perbedaan antara sertifikat deposito dengan deposito berjangka adalah dalam hal identitas, dimana sertifikat deposito atas unjuk, sedangkan deposito berjangka atas nama. Dengan tanpa identitas (atas unjuk) ini, maka sertifikat deposito dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan sedangkan deposito berjangka tidak. Kemudian dalam hal nominal sertifikat deposito sudah tercetak sedangkan deposito berjangka belum. Perbedaan lainnya adalah dalam hal penarikan bunga dimana sertifikat deposito dapat ditarik dimuka sedangkan deposito berjangka hanya dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo.
4.Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Merupakan surat berharga yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia tahun 1985 sebagai salah satu alat untuk melakukan operasi pasar terbuka dalam rangka ikut menstabilkan nilai rupiah. Penerbitan warkat-warkat yang berupa wesel atau promes dengan jangka waktu 30 hari sampai 180 hari.

5.Banker’s Acceptance
Merupakan wesel bank yang diberikan cap dengan kata-kata “accepted” dan dapat diperjual belikan di pasar uang sebagai salah satu sumber dana jangka pendek. Jangka waktu penarikan wesel berkisar antara 30 hari sampai 180 hari. Wesel yang diberi cap “accepted” inilah yang kemudian kita kenal dengan Banker’s acceptance.
6.Commercial Paper
Merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan di pasar uang dengan jangka waktu yang tidak lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalam jenis commercial paper adalah promes yang diterbitkan oleh perusahaan lembaga keuangan termasuk bank.
Kelebihan commercial paper adalah sebagai berikut :
1.Pihak penerbit tidak perlu menyediakan jaminan.
2.Tingkat suku bunga yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jenis kredit lainnya.
3.Penerbitannya relatif mudah dengan jangka waktu yang tidak terlalu pendek.
Kelemahan Commercial paper adalah sebagai berikut :
1.Karena tidak ada jaminan, maka untuk menjualnya relatif lebih sulit apabila sipenerbit tersebut bonafiditasnya dianggap kurang.
2.Dana yang diperoleh hanya digunakan untuk modal kerja.
7.Treasury Bills
Merupakan instrumen pasar modal yang diterbitkan oleh Bank Sentral dengan jangka waktu paling lama 1 tahun. Penerbitan treasury bills oleh Bank Sentral ini biasanya atas unjuk dengan nominal tertentu.
Keuntungan dari treasury bills ini adalah sebagai berikut :
1.Bagi pembeli faktor kepercayaan akan dibayar kembali mengingat diterbitkan oleh bank pemerintah.
2.Jenis surat berharga yang mudah diperjualbelikan.

8.Repuchase Agreement
Merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan dengan suatu perjanjian tertulis bahwa si penjual akan membeli kembali surat-surat berharga tersebut. Transaksi repuchase agreement ini diperjualbelikan secara diskonto . 

D.Pengertian Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing atau sering disebut dengan istilah Foreign exchange maeket merupakan pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan antarnegara maupun dalam suatu negara. Transaksi dapat dilakukan oleh suatu badan/perusahaan atau secara perorangan dengan berbagai tujuan. Dalam setiap kali melakukan transaksi valuta asing, maka digunakan kurs (nilai tukar). Nilai tukar ini dapat berubah-ubah sesuai kondisi dari waktu kewaktu yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor ekonomi dan politik.
Pasar valiuta asing terdapat di tiap negara dan dalam praktiknya dapat dijangkau oleh setiap negara dengan sarana terkomunikasi yang ada. Karena menyangkut banyak negara diseluruh dunia, maka transaksi yang dilakukan hampir tidak pernmah tidur. Sebagai contoh pada saat suatu transaksi tutup disuatu negara karena sudah larut malam, maka pada saat yang sama dinegara lain transaksi baru dimulai karena pagi ahri. Demikian transaksi selalu berputar antara pusat-pusat keuangan seperti New York, London, Tokyo, Hongkong atau Jakarta.
Di Indonesia Bank Indonesia juga menyelenggarakan bursa valas, dimana bank-bank devisa dapat melakukan transaksi valas dengan BI. Kurs ditentukan oleh Bank Indonesia setiap hari dan kurs selalu berubah-ubah setiap hari. Transaksi valas antarbank devisa dapat pula dilakukan dalam bursa bebas, baik dalam bursa bebas, baik dalam negeri maupun internasional.
Penjualan valas oleh bank devisa dilakukan oleh para dealer-dealer bank yang bersangkutan. Dealer merupakan petugas bank yang melakukan transaksi valas dan dalam melakukan pekerjaannya dilengkapi dengan berbagai alat atau sarana informasi yang canggih. Tempat melaksanakan pekerjaan ini para dealer dikumpulkan dalam suatu ruangan tertentu yang disebut dealing room. Ruangan ini tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang, setiap kejadian atau perubahan kurs dapat dimonitor melalui layar televisi dan alat informasi lainnya, seperti jam dinding yang dilengkapi waktu setiap negara.
Dalam perdagangan pasar valas internasional hanya mata uang yang tergolong “convertible currencies” yang sering diperdagangkan, sedangkan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut jarang diperdagangkan. Yang menentukan golongan convertible currencies adalah salah satunya volume perdagangan suatu negara baik secara kualitas maupun kuantitas di samping faktor lainnya. Yang termasuk kedalam golongan mata uang yang kuat convertible currencies antara lain:
•US Dolar= Dolar Amerika SErikat
•FRF= France Perancis
•JPN= Yen Jepang
•SFR= France Swiss
•AUD= Dolar Australia
•CAD= Dolar Canada
•D M= Deutch Mark Jerman
•SGD= Dolar Singapura
•HKD= Dolar Hongkong
•GBP= Poundsterling Inggris dan mata uang laiinya.

Golongan yang kedua adalah jenis mata uang yang tergolong lemah (soft currencies). Mata uang yang tergolong lemah ini jarang diperjualbelikan. Biasanya mata uang yang tergolong lemah berasal dari negara-negara berkembang seperti Rupe India atau Peso Filipina, termasuk mata uang kita Rupiah bagi negara lain.
Disamping dapat dilakukan antar negara transaksi valas juga dapat dilakukan antar bank dengan nasabahnya seperti transaksi uang kertas asing (bank notes), travellers cheque, giro valas, transfer ke luar negeri atau kegiatan mata uang asing lainnya. Dalam transaksi ini bank menggunakan kurs jual dan kurs beli dimana peneggunaan kurs dapat dilakukan sebagai berikut:
•Kurs jual pada saat bank menjual dan nasabah membeli
•Kurs beli pada saat bank membeli dan nasabah menjual
Khusus untuk uang kertas (bank notes)  bank menggunakan kurs bank notes, sedangkan untuk valas lainnya bank menggunakan kurs devisa umum.
Selisih antara kurs jual dan kurs beli yang disebut spread  yang merupakan keuntungan bank dalam praktiknya selalu kurs jual lebih tinggi dari kurs beli. Penentuan kurs, pihak perbankan mengacu kepada kurs konversi yang dikeluarkan oleh perbankan setiap hari, kemudian ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan. Penentuan kurs dapat dilakukan secara direct rate atau indirect rate. Direct rate maksudnya adalah penentuan yang menempatkan mata uang domestik di depan mata uang asing. Sebagai contoh penentuan kurs dengan direct rate adalah sebagai berikut ini :
Rp. 9.000     = US $ 1
Rp. 78        = JPN 1
Artinya setiap Rp 9.000 ditukarkan dengan 1 US $ dan Rp 78 dengan 1 JPN.
Sedangkan perhitungan dengan indirect rate adalah sebaliknya yaitu menempatkan mata uang asing di depan mata uang domestik. Sebagai contoh seperti di bawah ini :
US $ 0,000111 = Rp 1 (1 : 9.000)
JPY 0,012820 = Rp 1 (1 : 78)
Artinya  setiap 0,000111 US $ ditukar dengan 1 rupiah dan setiap 0,012820  Yen Jepang ditukar dengan 1 Rupiah.
E.Tujuan Melakukan Transaksi Valas
Transaksi valas baik yang dilakukan oleh bank, perusahaan lainya ataupun individu mengandung berbagai tujuan. Tujuan ini berbeda-beda sesuai dengan apa yang ingin diperoleh dari transaksi tersebut.
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas, baik yang dilakukan oleh perusahaan /badan maupun individu, yaitu :
•Untuk transaksi pembayaran
•Mempertahankan daya beli
•Pengiriman uang ke luar negeri
•Mencari keuntungan
•Pemagaran resiko
•Kemudahan berbelanja
Untuk  lebih jelasnya akan dibahas berikut ini :
1.Untuk Transaksi Pembayaran
Sebagai contoh PT Marras, Importir di Indonesia melakukan pembelian sejumlah barang berupa mesin-mesin dari PT Roche di Jerman. Pembayaran dilakukan tergantung sales contrac yang telah disepkati dan ditandatangani kedua belah pihak apakah dengan DM jerman atau dengan rupiah.
Jika pembayaran dilakukan dengan mata uang eksportir (DM) maka transaksi valas akan terjadi di Indonesia (importir). Artinya transaksi jual-beli valuta asing terjadi di negara indonesia (importir). Dalam hal ini PT Marras harus membeli DM jerman kemudian di kirim ke Jerman untuk pembayaran.
Namun, bila pembayaran dilakukan mata uang pembeli di Indonesia dengan rupaih, maka transaksi jual beli terjadi di pihak eksportir di Jerman, di mana pihak eksportir harus lebih dulu menukarkan rupiah ke DM di Jerman.
Pembayaran dapat pula dilakukan dengan mata uang asing, misalnya dalam mata uang US $. Jika hal ini yang terjadi, maka transaksi valas terjadi di negara importir (Indonesia) dan eksportir (Jerman).

2.Mempertahankan Daya Beli
Kebijaksanaan pemerintah melakukan devaluasi bertujuan untuk meningkatkan ekspor sehingga barang-barang kita yang di luar negeri menjadi lebih kompetitif. Dengan melakukan devaluasi, maka nilai rupiah diturunkan terhadap mata uang yang didevaluasikan. Akan tetapi, bagi pemegang rupiah di dalam negeri justru nilai tukarnya terhadap mata uang asing malah menjadi turun akibatnya daya beli pun menurun jika dibandingkan dengan valas tersebut.
Sebagai contoh, pemerintah melakukan devaluasi sebesar 50% terhadap mata uang US $. Sebelum devaluasi nilai tukar 1 US $ adalah setara dengan Rp 9.000, maka nilai tukar US $ setelah devaluasi adalah sebagai berikut :

Nilai sebelum devaluasi 1 US $    = Rp 9.000,-
Devaluasi 50% x Rp 9.000        = Rp 4.500,-
Nilai 1 US $ setelah devaluasi    = Rp 13.500,-

Jika sebelum devaluasi anda memegang uang rupiah senilai Rp 90.000.000,- atau setara dengan 10,000 US $, maka setelah tejadi devalusi, maka uang tersebut adalah.

Rp 90.000.000,-    = 6,667 US $ (dibulatkan)
13.500

Jadi jelas nilai uang tersebut akan turun jika tidak dibelikan valas sebelum devaluasi.

3.Mengirim Uang ke Luar Negeri
Transfer ke luar negeri merupakan jasa bank dalam pengiriman uang ke luar negeri. Sarana yang digunakan dalam pengiriman ini dapat dilakukan dengan telex, telepon, faksimile, atau sarana lainya. Pengiriman dapat dilakukan dengan menggunakan negara pengirim atau negara yang akan dikirimkan. Jika pengiriman dalam mata uang negara tujuan, maka pertukaran valas terjadi di negara pengirim demikian pula jika pengiriman dengan menggunakan negara pengirim, maka transaksi valas terjadi di negara tujuan.
Sebagai contoh pengiriman uang keluar negeri adalah sebagai berikut :
TN. Arbi bermaksud mengirim sejumlah uang 10,000 US $ tujuan California USA. Kurs jual 1 US $ pada saat itu setara dengan Rp 9,000,- pengiriman dengan mata uang US $, maka Tn.Arbi harus membayar Rp90 juta atau setara dengan 10,000 US $.
Dalam hal ini transaksi valuta asing terjadi di Indonesia, namun jika pengiriman uang ke California menggunakan rupiah, maka transaksi valuta asing terjadi di California USA.

4.Mencari Keuntungan
Transaksi valas juga dapat dilakukan untuk mencari keuntungan atau kemudahan-kemudahan berbelanja. Sebagai contoh untuk mencari keuntungan nasabah dapat menyimpan uangnya dalam bentuk deposito valas atau rekening giro valas. Keuntungan dalam hal ini adalah disamping memperoleh suku bunga nasabah akan memperoleh keuntungan dari kenaikan kurs yang terus-menerus. Keuntungan lainya bagi nasabah yang menyimpan di rekening giro valas adalah dapat menarik atau mengeluarkan cek dan bilyet giro dalam valas sebagai alat pembayaran. Rekening giro atau deposito valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat.
Kemudian keuntungan lainya adalah dengan membeli valas bank notes pada saat kurs turun kemudian menjualna kembali pada saat kurs

5.Pemagaran Resiko (Hedging)
Dalam hal pemagaran resiko atau hedging, seringkali terhadap utang dalam valuta asing, hal ini akibat dari sering terjadinya kenaikan kurs yang terus-menerus. Kenaikan kurs ini dapat meningkatkan nilai pinjaman atau utang jika tidak dilakukan hedging. Dengan dilakukan hedging minimal resiko kerugian dapat diperkecil seminimal mungkin.
Contoh pemagran resiko sebagai berikut :
Jika PT Marras mempunyai utang dalam valas senilai 10,000 US $ untuk jangka waktu 1 tahun dan kurs pada saat terjadinya utang (1 januari 2001) adalah 1 US $ adalah Rp 9.500,- untuk mengurangi resiko kerugian, maka PR Marras dapat melakukan kontrak 1 tahun dengan kurs misalkan Rp 11.000,- untuk 1 US $. Artinya setelah satu tahun, maka PT Marras harus membayar dengan kurs senilai Rp 11.000,-
Apabila ternyata setelah 1 tahun berjalan dengn fluktuasi kurs yang cenderung naik, nilai 1 US $ adalah setara dengan Rp 10.000,- maka PT Marras tetap membayar 1 US $ dengan Rp 11.000,- dalam arti ada selisih Rp 1.000,- untuk 1 US $.
Dengan demikian dapat dihitung
Jumlah yang seharusnya dibayar
10.000 US $ x Rp 10.000,-        = Rp 100.000.000,-Jumlah yang dibayar akhir tahun
10,000 US $ x Rp 11.000,-          = Rp 110.000.000,-
Kerugian              = Rp    10.000.000,-
Akan tetapi, jika kurs naik menjadi Rp 13.000,- untuk 1 US $, maka jumlah yang dibayar tetap dan terdapat keuntungan sebesar selisih jumlah yang seharusnya dibayar dengan jumlah yang dibayar pada akhir periode. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan di bawah ini :
Jumlah yang seharusnya dibayar
10,000 US $ x Rp 13.000,-        = Rp 130.000.000,-Jumlah yang dibayar pada akhir periode
10,000 US $ x Rp 11.000,-           = Rp 110.000.000,-
Keuntungan                   = Rp 20.000.000,-

PT Merawang memiliki piutang kepada PT Petaling tanggal 28 mei 2011 sejumlah 10.000 US $ untuk jangka waktu 1 tahun (jatuh tempo 28 mei 2012) dan kurs pada saat terjadinya piutang adalah 1 US $ = Rp 9.500,-
Untuk mengurangi risiko piutang tersebut oleh PT Merawang dikontrakkan (dihedgingkan) kepada PT Muntok dengan kurs 1 US $ = Rp 11.000,-
Pertanyaan :
Jika pada saat jatuh tempo 28 Mei 2012 diasumsikan kurs sebagi berikut :
oKurs menjadi 1 US $ = Rp 10.000,-
oKurs menjadi 1 US $ = Rp 11.000,-
Anda diminta untuk menganalisis apa yang terjadi terhadap PT Merawang dan PT Muntok ?
Jawab pertanyaan 1
Kurs awal 1US $        = Rp 10.000,-
Dihedgingkan             = Rp 11.000,-
Jumlah yang seharusnya diterima
10.000 US $ x Rp 10.000         = Rp 100.000.000,-
Jumlah yang diterima
10.000 US $ x Rp 11.000        = Rp 110.000.000,-
PT Merawang untung                             Rp   10.000.000,-
PT Muntok rugi Rp 10.000.000,-
Jawab pertanyaan 2
Kurs awal 1 US $         = Rp 10.000,-
Dihedgingkan             = Rp 13.000,-
Jumlah yang seharusnya diterima
10.000 US $ x Rp 13.000,-        = Rp 130.000.000,-
Jumlah yang diterima
10.000 US $ x Rp 11.000,-        = Rp 110.000.000,-
PT Merawang rugi                       Rp    20.000.000,-
PT Muntok untung Rp 20.000.000,-
6.Kemudahan Berbelanja
Di antara tujuan di atas yang sedang berkembang pesat sekarang ini adalah untuk tujuan kemudahan dalam berbelanja, terutama sekali bagi mereka yang suka bepergian ke luar negeri. Kemudahan ini dapat diwujudkan dengan membeli traveller cheque (TC) atau (cek perjalanan). Dengan membawa TC ini nasabah dengan mudah dapat berbelanja di berbagai tempat lain di berbagai negara. Kemudian nominal TC pun mengikuti kurs yang terus berkembang.

F.Jenis-jenis Transaksi Valas
Dalam jual beli antara bank dengan nasabah seperti bank notes, traveller cheque, rekening giro atau deposito valas yang penyerahanya dapat dilakukan pada saat transaksi dilakukan, namun untuk transaksi valas yang dilakukan dalam perdagangan internasional tidak selamanya penyerahan dapat dilakukan pada saat transaksi, mengingat jarak yang relatif jauh, perbedaan waktu serta volume transaksi yang besar, walaupun transaksi ditutup secara tunai (spot). Oleh karena itu, ada 3 macam jenis transaksi yang dapat dilakukan, yaitu :
i.Transaksi tunai (spot transaction)
ii.Transaksi tunggak (forward transaction)
iii.Transaksi barter (swap transaction)
Berikut ini pembahasan untuk masing-masing transaksi yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
1)Transaksi Spot (spot transaction)
Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan 2 hari kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli valas ditutp tanggal 10 maka penyerahanya dilakukan tanggal 12, namun apabila tanggal 12 hari minggu atau libur negara asal (home countries), maka penyerahan dapat dilakukan pada hari berikutnya (eligible date) tanggal penyerahan seperti ini disebut value date.
Ada tiga cara penyerahan dalam transaksi spot sebagai berikut.

•Value Today
Dimana penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) yang sama dengan tanggal (hari) dilakukanya transaksi. Penyerahan ini sering disebut juga cash settlement. Sebagai contoh transaksi dilakukan hari senin tanggal 1 Mei, maka penyerahanya juga dilakukan pada hari tersebut.

•Value Tomorrow
Penyerahan dilakukan pada hari kerja berikutnya atau disebut one day settlement. Sebagai contoh transaksi terjadi pada hari senin tanggal 1 Mei, maka penyerahanya adalah pada hari selasa tanggal 2 Mei.

•Value Spot
Penyerahan dilakukan 2 hari kerja setelah transaksi. Seperti contoh di atas di mana transaksi terjadi hari senin tanggal 1 Mei, penyerahanya hari Rabu tanggal 3 Mei.
2)Transaksi Tunggak
Berbeda penyerahan antara ata transaksi spot dengan transaksi forward. Dalam transaksi forward atau disebut juga forward contract penyerahan dilakukan beberapa hari mendatang, baik secara mingguan atau bulanan.
Transaksi forward sering juga disebut transaksi berjangka, karena memang memiliki jangka waktu tertentu. Kurs ditetapkan pada waktu kontrak dilakukan, tetapi pembayaranya beberapa waktu mendatang sesuai dengan jangka waktunya. Akibat dibayar dengan jangka waktu, maka rate yang digunakan dalam transaksi forward lebih tinggi jika dibandingkan dengan transaksi spot. Transaksi semacam ini disebut “premium” dan bila yang terjadi sebaliknya disebut “discount”.
Transaksi forward sering dilakukan untuk pemagaran risiko atau (hedging) terhadap fluktuasi tingkat pertukaran (exchange rate).
Sebagai contoh jika seorang importir ingin menjamin pembayaranya dalam mata uang YEN JPN tanpa adanya kenaikan nilai tukar, maka dapat diatasi dengan transaksi forward contract. Dengan demikian, maka terhindar dari kenaikan kurs yang terus naik atau dapat diminimalkan tingkat kerugianya. Selain itu, transaksi forward juga dapat menjamin nilai tagihan bagi eksportir di masa mendatang.

3)Transaksi Barter (Swap Transaction)
Yang dimaksud dengan transaksi barter atau swap adalah kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak secara simultan dengan batas waktu yang berbeda.
Transaksi barter sering kali disebut transaksi tukar pakai suatu mata uang untuk jangka waktu tertentu dan transaksi barter jumlah pembelian suatu mata uang selalu sama dengan jumlah penjualanya. Oleh karena itu, dalam transaksi barter tidak akan mengubah posisi pertukaran keuntungan.
Perbedaan antara barter dengan spot dan forward di mana transaksi spot dan forward hanya sekali saja, yaitu pada saat membeli atau menjual. Sebagai contoh pada saat membeli uang dalam transaksi.



G.Margin Trading
Merupakan kegiatan pembelian valas secara terus-menerus dalam suatu pasar misalnya di New York untuk kemudian dijual kembali dengan segera di pasar lain dengan harga yang lebih tinggi misalnya di Paris. Sistem jual beli valas semacam ini dapat berlangsung secara spot.
Sebagai contoh, jika harga 1 DM sama dengan US $ 0,850 di New York, sedangkan di Paris 1 US $  0,840 maka bagi si pembeli DM di Perancis akan menjualnya ke New York dan akan memperoleh keuntungan US $ 0.010 sebelum dipotong untuk biaya transaksi, yaitu biaya komisi untuk para dealer. Transaksi seperti ini yang dikenal dengan istilah margin trading.
Secara umum margin trading yang dilakukan oleh bank haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1.Dilaksanakan berdasarkan :
a.kebijakan direksi bank
b.suatu kontrak yang telah disetujui sebelumnya
2.Margin tranding dilakukan atas dasar tersedianya margin deposit yang ada.
3.Ditetapkan setinggi-tingginya 10% dari modal bank untuk kepentingan bank.
4.Untuk kepentingan nasabah margin trading ditetapkan setinggi-tingginya 10 kali dari margin deposit nasabah yang disetor ke bank.
5.Jika mengalami kerugian 5% dari modal, maka harus segera menghentikan kegiatan margin trading dan baru dapat dilakukan kembali setelah memperoleh persetujuan dari BI.
6.Margin deposit nasabah maupun bank harus dicantumkan dalam laporan mingguan dan bulanan.
Setelah memenuhi persyaratan di atas barulah bank dapat melakukan margin trading.
Untuk mengikuti margin trading ini biasanya nasabah cukup menyetorkan dalam bentuk deposito 10% dari nilai transaksi. Sebagai contoh Tn. Roy Akase ingin melakukan margin trading dengan meminta kepada BNI untuk membeli US $ 100 ribu pada saat transaksi terjadi US $ 1 sama dengan 269 Yen. Tn Roy Akase dalam hal ini cukup menyerahkan ke BNI sejumlah US $ 100 ribu. Seandainya keesokan harinya nilai tukar Yen terhadap US $ menjadi 270, maka dalam waktu sehari Tn Roy Akase akan memperoleh keuntungan 1 x US $ 100 ribu atau sebesar 100 ribu US $.
Akan tetapi, jika terjadi sebaliknya, maka Tn. Roy Akase wajib menyetor ke BNI berikut kerugianya. Misalnya karena butuh uang keesokan harinya Tn. Roy Akase tetap menjual valasnya, sedangkan harga 1 US $ adalah 260 Yen. Dari sini tampak bahwa Tn. Roy Akase mengalami kerugian sebesar 9 x US $ 100 ribu = US$ 900 ribu.

H.Interaksi antara Pasar Valas dan Pasar Uang
Pemilihan dana dalam pasar valas selalu berkaitan dengan pasar uang. Artinya jika kita hendak menginvestasikan uang kita dalam pasar uang, maka kita akan selalu mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di pasar valas, demikian pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menentukan investasi mana yang lebih menguntungkan di pasar uang atau valas. Interaksi antara pasar uang dan valas ini menjadi lebih penting apabila jumlah dana yang ada dalam jumlah besar atau kondisi ekonomi pada saat yang kurang baik.
Sebagai contoh:
Hari ini Jumat tanggal 28 Mei 2011 adalah hari libur, dan kurs 1 US$ = Rp 9.000,- sementara itu harga Pasar Uang 17% pa. Pihak investor memiliki dana yang cukup besar untuk diinvestasikan.
Pertanyaan pertama:
Menurut anda investasi mana yang akan dipilih investor membeli valas atau pasar uang ?
Jawab:
Mencari nilai tambah selama masa libur :
Kurs tanggal 28 Mei adalah 1 US $ = Rp 9.000,-
Bunga di pasar uang 17% pa
Jangka waktu 28-31 Mei 2011 ( 3 hari )
3 x 0,17 x 9000
Nilai tambah =    = 12,75   
                360
Mencari nilai total :
Sehingga nilai total : Rp9.000 + Rp 12,75 = Rp 9.012,75
Jadi jawabanya adalah sebagai berikut :
1.Jika kurs ditambah dengan nilai tambah lebih BESAR dari Nilai Total ( 9.012,75 ) maka sebaiknya investor membeli valas.
2.Jika kurs ditambah dengan nilai tambah lebih KECIL dari Nilai Total ( 9.012,75 ) maka sebaiknya investor membeli pasar uang.
Pertanyaan lanjutan:
Jika kondisi hari Senin diperkirakan sebagai berikut:
1.Kurs 1 US$ = Rp. 9.030,-
2.Kurs 1 US$ = Rp. 9.010,-
Anda diminta untuk menentukan pilihan apakah investor membeli valas atau pasar uang?
Jawab:
1.Sebaiknya investor membeli Valas karena 1US$ > Rp.9.012,75 (9.030)
2.Sebaiknya investor membeli PU karena 1 US$ < Rp. 9.012,75 (9.010)




BAB III
PENUTUP

III.1  Kesimpulan
Pasar uang (money market) diartikan sebagai sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Bagi pihak yang memerlukan dana dan mencari dana tersebut di pasar uang terdapat beberapa tujuan. Tujuan ini tergantung dari kepentingan dan kebutuhan pencari dana. Tujuan pihak dalam menghimpun dana dari pasar uang yaitu untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek , Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu, bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan, Spekulasi dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu.
Pasar valuta asing atau sering disebut dengan istilah Foreign exchange market merupakan pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan antarnegara maupun dalam suatu negara. Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas, baik yang dilakukan oleh perusahaan /badan maupun individu, yaitu untuk transaksi pembayaran, mempertahankan daya beli, pengiriman uang ke luar negeri, mencari keuntungan , pemagaran resiko, kemudahan berbelanja.
Pemilihan dana dalam pasar valas selalu berkaitan dengan pasar uang. Artinya jika kita hendak menginvestasikan uang kita dalam pasar uang, maka kita akan selalu mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di pasar valas, demikian pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menentukan investasi mana yang lebih menguntungkan di pasar uang atau valas. Interaksi antara pasar uang dan valas ini menjadi lebih penting apabila jumlah dana yang ada dalam jumlah besar atau kondisi ekonomi pada saat yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir . 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya/ Ed. Revisi-cet.16. Jakarta : Rajawali Pers

FRAUD


A. Definisi Fraud
Dari sudut pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada pihak dalam organisasi seperti pemegang saham atau kreditor, atau pada organisasi itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan, penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat oleh petugas, pegawai atau agen.
Definisi lainnya:
1. New World Dictionary
Mendefinisikan fraud sebagai kecurangan yang disengaja sehingga orang lain menyerahkan barang atau hak.
2. The Association of Fraud Examiners
Mendefinisikan fraud sebagai penggunaan jabatan untuk memperkaya diri dengan cara sengaja menggunakan sumber daya atau aset perusahaan dengan cara tidak benar.
3. The Federal Bureau of Investigation
Mendefinisikan fraud sebagai proses mendapatkan uang atau barang dengan cara curang, termasuk pencurian dengan menggunakan cek kosong diluar pemalsuan.



4. The Australian Institute of Criminology
Mendefinisikan fraud sebagai perilaku curang dan tidak jujur untuk mendapatkan keuntungan dari pihak lain menyimpang dari prinsip keadilan.

B. Unsur-unsur Dasar Fraud
1. Niat, maksudnya secara sengaja melakukan perbuatan jahat, atau upaya untuk menipu orang lain.
2. Menyamarkan, maksudnya manipulasi atau misrepresentasi.
3. Kepercayaan, maksudnya memanfaatkan keteledoran atau kecerobohan orang lain.
4. Penyembunyian, maksudnya membuat korban fraud tidak mengetahui atau peduli atas kejadian tersebut.
5. Keahlian, maksudnya kemampuan untuk menggunakan teknik fraud secara efektif.

C. Klasifikasi Fraud
1. Berdasarkan pencatatan (pencurian asset)
a. Terbuka dalam pembukuan (fraud open on the books).
b. Duplikasi pembayaran yang tercantum dalam catatan akuntansi.
c. Tampak pada buku tapi tersembunyi di antara catatan akuntansi yg valid (fraud hidden on the books).
d. Tidak tampak dalam pembukuan (fraud off the books).
e. Pencurian uang pembayaran piutang dagang yang telah dihapusbukuan (write off).
2. Berdasarkan frekuensi
a. Tidak berulang (non-repeating fraud) = pembayaran cek mingguan karyawan memerlukan kartu kerja mingguan.
b. Berulang (repeating fraud) = pembulatan ke bawah atas selisih saldo tabungan dan memindahkannya ke rekening tertentu (terkait dengan program aplikasi komputer).
3. Berdasarkan konspirasi
a. Terjadi konspirasi atau kolusi
b. Tidak terdapat konspirasi
c. Terdapat konspirasi parsial
4. Berdasarkan keunikan
a. Fraud khusus (specialized fraud) = pengambilan aset yang disimpan pada lembaga keuangan, klaim asuransi yang tidak benar.
b. Fraud umum (garden varieties of fraud) = penetapan harga yang tidak benar, pesanan pembelian yang lebih tinggi dari kebutuhan, pembayaran ganda.
5. Berdasarkan pelaku
a. Fraud yang dilakukan terhadap organisasi (fraud committed against an organization) = dilakukan pegawai karena kedudukannya bisa eksekutif, manajer atau pegawai biasa.
Ciri-cirinya :
 dilakukan sembunyi-sembunyi;
 melanggar kepercayaan organisasi;
 untuk keuntungan pelaku;
 membebani asset, pendapatan atau cadangan yang dimiliki perusahaan.
Fraud yang dilakukan untuk kepentingan organisasi (fraud behalf of an organization ) dilakukan oleh top management, contohnya kecurangan dalam pelaporan keuangan. Pihak yang dirugikan adalah pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak yang yang membutuhkan laporan keuangan perusahaan.

D. Kondisi Penyebab Terjadinya Fraud
Secara teoritis, kondisi pokok yang menjadi penyebab seseorang melakukan tindak perbuatan fraud yaitu sebagai berikut :


1. Kondisi lingkungan individu
Lingkungan individu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap kemungkinan terjadinya fraud. Penelitian menunjukkan bahwa fraud terjadi sebagai akibat kombinasi antara tekanan yang dialami individu (seseorang) dengan lingkungan yang memungkinkan seseorang atau kelompok untuk melakukan kecurangan.
Keadaan dan sifat atau karakter individu atau seseorang yang mempengaruhinya untuk melakukan fraud antara lain sebagai berikut :
a. Sifat tamak dan ingin mengejar kemewahan.
b. Moral yang kurang kuat dalam menghadapi godaan.
c. Penghasilan yang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Adanya kebutuhan yang mendesak yang tidak dapat diatasi dengan usaha atau penghasilan normal.
e. Malas atau tidak mau bekerja keras.
f. Ajaran agama yang tidak (kurang) diterapkan secara benar.
2. Kondisi lingkungan organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja
Seseorang untuk melakukan fraud antara lain sebagai berikut :
a. Kurang adanya teladan dari pimpinan.
b. Tidak adanya kultur organisasi yang baik.
c. Sistem akuntabilitas yang kurang memadai.
d. Kelemahan sistem pengendalian manajemen.
e. Adanya kecenderungan dari manajemen untuk menutupi korupsi yang terjadi di dalam organisasinya.
3. Kondisi lingkungan masyarakat tempat individu dan organisasi berada
Mempengaruhi seseorang untuk melakukan fraud antara lain sebagai berikut :
a. Nilai yang berlaku di masyarakat yang ternyata kondusif untuk terjadinya fraud.
b. Budaya yang menilai keberhasilan seseorang dari tingkat materi (kekayaan) yang dimilikinya.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kerugian yang harus ditanggungnya akibat dari praktek fraud yang terjadi.
d. Kurangnya kesadaran masyarakat akan perannya dalam mencegah dan memberantas yang menjadi pendorong terjadinya fraud.
4. Pengaruh peraturan perundang-undangan terhadap praktek fraud
Terjadi karena hal berikut :
a. Adanya peraturan perundang-undangan monopolistik.
b. Kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai.
c. Peraturan kurang disosialisasikan.
d. Sanksi atas pelanggaran aturan terlalu ringan.
e. Adanya peraturan yang tumpang tindih.
f. Pembuat aturan dapat disuap.
g. Ketidakkonsistenan dalam penegakan hukum dan peraturan perundangan yang ada.
5. Faktor intern organisasi atau perusahaan
Beberapa faktor intern perusahaan yang dapat menciptakan peluang terjadinya fraud antara lain sebagai berikut :
1. Kelemahan sistem pengendalian manajemen.
a. Manajemen tidak menekankan pentingnya peran sistem pengendalian manajemen.
b. Manajemen tidak menindak pelaku fraud.
c. Manajemen tidak mengambil sikap terhadap adanya conflict of interest.
d. Manajemen kurang peduli pada masalah keuangan yang dihadapi karyawan.
e. Manajemen kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan.
f. Para eksekutif menunjukkan sikap hidup mewah.
g. Internal auditor tidak mempunyai kewenangan untuk menyelidiki kegiatan para eksekutif terutama menyangkut pengeluaran yang sangat besar.
h. Manajemen sendiri aktif melakukan fraud.
2. Gaji atau pendapatan yang diberikan perusahaan tidak cukup kompetitif dibandingkan dengan gaji di perusahaan lain yang sejenis.

6. Gone Theory
Gone Theory yang dikemukakan oleh Jack Bologne menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan meliputi hal-hal berikut :
1. Greedy (keserakahan), berkaitan dengan adanya prilaku serakah yang secara potensial ada dalam diri setiap orang.
2. Opportunities (kesempatan), berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau lingkungan masyarakat yang sedemikian rupa sehingga membuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.
3. Needs (kebutuhan), berkaitan dengan kebutuhan seseorang/individu untuk dapat hidup secara wajar atau yang diinginkan.
4. Exposure (pengungkapan), berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang akan dihadapi oleh seseorng apabila ditemukan melakukan fraud.

E. Penggolongan Fraud
Fraud adalah suatu perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk memperkaya atau mendapatkan keuntungan diri sendiri, orang lain, atau badan hukum lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain. Fraud dapat digolongkan menurut korbannya, menurut pelakunya, dan menurut akibat hukumnya.
1. Ditinjau dari korbannya
Fraud dapat dibedakan antara fraud yang  mengakibatkan kerugian di dalam entitas organisasi dan yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
1) Fraud yang mengakibatkan kerugian di dalam organisasi dapat dilakukan oleh orang dalam atau luar organisasi misalnya sebagai berikut :
a. Kecurangan yang dilakukan oleh rekanan atau pemasok dengan cara mengirim barang kurang dari yang seharusnya, atau merendahkan kualitas barang yang dikirim, atau melakukan penagihan ganda.
b. Manipulasi dengan menciptakan piutang fiktif atau meninggikan jumlahnya yang kemudian diperoleh keuntungan pada pembayaran piutang tersebut.
c. Manipulasi dengan meninggikan biaya.
2) Fraud yang mengakibatkan kerugian pihak lain, misalnya berikut ini.
a. Meninggikan nilai asset atau laba perusahaan pada laporan keuangan  sehingga merugikan pemegang saham atau kreditur.
b. Meninggikan (mark up) nilai kontrak sehingga merugikan pemberian kerja.
c. Memperkecil pendapatan atau meninggikan biaya agar laba perusahaan lebih kecil dari yang seharusnya sehingga merugikan negara berupa berkurangnya penerimaan pajak.
d. Melaporkan penjualan eksport yang sebenarnya tidak dilakukan (eksport fiktif) agar PPN masukan lebih kecil dibandingkan PPN keluarannya sehingga dapat merestitusi pajak yang merugikan negara.
2. Ditinjau dari segi pelaku
Fraud dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kecurangan manajemen yang biasa disebut kejahatan kerah putih (white collar crime),yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang penting atau orang yang status sosialnya tinggi dan dilakukan dalam rangka pekerjaannya. Kejahatan kerah putih melibatkan suatu pelangaran tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dengan cara melakukan tindakan /perbuatan atau menghilangkan dengan tersamar atau dengan jelas dalam suatu kecurangan yang disengaja, pencurian, atau penyelewengan dari suatu harta yang dipercayakan kepadanya.
2. Kecurangan karyawan, yakni tindakan tidak jujur yang dilakukan karyawan yang berkaitan dengan kerugian dari entitas organisasinya meskipun manajemen telah menetapkan langkah pencegahan.
3. Kecurangan dari luar organisasi, yaitu yang dilakukan oleh pemasok, leveransir kontraktor, dan sebagainya sehubungan dengan penyerahan pekerjaan, barang, atau jasa yang merugikan penerimaannya.
4. Kecurangan yang melibatkan orang luar dan orang dalam organisasi melalui kerja sama yang tidak sehat (kolusi).
3. Ditinjau dari akibat hukum
1. Merupakan tindak Pidana Khusus (dahulu UU No.3 Tahun 1971, sekarang UU No.31 Tahun 1999).
2. Merupakan Tindak Pidana Umum (diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana).
3. Merupakan Kasus Perdata (unsur melanggar hukum diatur dalam pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata).

F. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Pendeteksian Kecurangan
Menurut Tri Ramaraya (2008) terdapat beberapa faktor-faktor penyebab kegagalan pendeteksian kecurangan (fraud) yaitu :
1. Karakteristik terjadinya kecurangan
Terjadinya kecurangan sebenarnya berbeda dengan kekeliruan. Menurut Loebbecke et al. (1989), kecurangan lebih sulit untuk dideteksi karena biasanya melibatkan penyembunyian (concealment). Penyembunyian itu terkait dengan catatan akuntansi dan dokumen yang berhubungan, dan hal ini juga berhubungan dengan tanggapan pelaku kecurangan atas permintaan auditor dalam melaksanakan audit. Jika auditor meminta bukti transaksi yang mengandung kecurangan, dia akan menipu dengan memberi informasi palsu atau tidak lengkap. Ketidakmampuan auditor dalam pendeteksian kecurangan ini ada hubungan dengan keahliannya dibentuk oleh pengalaman yang relevan dengan kecurangan. Kecurangan itu sendiri frekuensi terjadinya jarang dan tidak semua auditor pernah mengalami kasus terjadinya kecurangan, sehingga pengalaman auditor berkaitan dengan kecurangan tidak banyak.

2. Standar pengauditan mengenai pendeteksian kecurangan
Perubahan SAS No. 53 menjadi SAS No. 82 berusaha mengatasi kelemahan yang ada padaSAS 53. SAS No. 82 meminta penilaian risiko kecurangan dilaku-kan secara eksplisit dan terpisah. Auditor juga diminta untuk mendokumentasikan penilaian risiko kecurangan secara terpisah. Zimbelman (1997) dalam penelitiannya mengatakan standar ini harusnya dapat mengarahkan audit untuk memberi banyak waktu membaca isyarat kecurangan dan merancang rencana audit yang lebih sensitif terhadap risiko kecurangan. Sepertiterbukti dari penelitian Zimbelman ini, SAS No. 82 memang cukup berhasil mengarahkan auditor untuk memperhatikan kecurangan.Perubahan SAS No. 82 menjadi SAS No. 99 banyak menyerap rekomendasi yang diberikan PAE, sehingga merupakan upaya perbaikan yang signifikan dalam standar pengauditan. SAS No. 99 ini dirancang untuk memperluas prosedur audit yang berkenaan dengan kecurangan material pada laporan keuangan. Standar baru ini mempertimbangkan kecurangan secara menyatu dalam proses audit dan secara terus-menerus dimu-takhirkan sampai selesainya audit. Dalam standar ini diuraikan proses dimana auditor (1) menyajikan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan, (2) menilai risikorisiko tersebut setelah mengevaluasi program dan pengendalian oleh entitas dan (3) menanggapi hasil dari penilaian tersebut. Auditor menyajikan dan mempertimbangkan lebih banyak informasi dalam menilai risiko kecurangan daripada yang pernah dialami di masa-masa sebelumnya. Selain itu juga auditor diminta mendokumentasikan penilaian mereka secara eksplisit dalam kertas kerja. SAS No. 99 ini mengingatkan auditor untuk mengatasi kecenderungan alami mereka seperti terlalu percaya pada representasi klien dan bias dan pendekatan audit mereka dengan sikap skeptis dan pikiran yang mempertanyakan. Hal yang penting juga adalah auditor harus menyesampingkan hubungan masa lalu dan tidak menganggap klien jujur.

3. Lingkungan pekerjaan audit yang mengurangi kualitas audit
Tekanan-tekanan lingkungan pekerjaaan itu dapat dibagi menjadi atas beberapa hal yang diterangkan di bawah yaitu tekanan kompetisi atas fee, tekanan waktu dan relasi hubungan auditor-auditee.

G. Mengkategorikan Kecurangan
Association of Certified Fraud Examinations (ACFE- 2000), salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1. Kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud)
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan nonfinancial. Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan keuangan sebagai berikut :
a. Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase
b. Analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentasepersentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
c. Analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan.

2. Penyalahgunaan aset (asset misappropriation)
Penyalahagunaan asset dapat digolongkan ke dalam kecurangan kas dan kecurangan atas persediaan dan asset ainnya, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement).

3. Korupsi (corruption)
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal, dan pemerasan.

H. Langkah-Langkah  yang  Dapat  Dilakukan  Auditor  dalam  Mendeteksi         Fraud 
1. Bagaimana  auditor  dapat  berkomunikasi  dengan  efektif  sehingga  pihak  klien lebih termotivasi untuk  menyumbangkan  informasi  tentang  fraud. Dengan perkataan lain, diskusi ini merupakan langkah awal bagaimana auditor mendapatkan informasi mengenai fraud.
2. Auditor menerapkan unsur unpredictability (tidak dapat ditebak) dalam prosedur auditnya, misalnya mengacak sifat, jadwal dan sampel pengujiannya.
3. Auditor  perlu  mengasah sensivitasnya  akan  hal-hal yang sifatnya tidak  lazim yang boleh jadi merupakan indikasi akan terjadinya fraud. Misalnya memeriksa manual journal entry, auditor melihat adanya angka yang secara ganjil jumlahnya bulat, sewaktu dicek  lebih  lanjut ternyata benar bahwa angka tersebut merupakan angka yang dimarkup dengan cara dibulatkan ke atas. 
4. Dalam  menjalankan  jasa profesionalnya, auditor perlu menerapkan  praktik  - praktik manajemen risiko secara lebih  baik. Sebagai contoh, auditor akan melakukan penilaian, berdasarkan kriteria tertentu,atas hal-hal sebagai berikut: 
a. Apakah auditor dapat menerima suatu entitas sebagai kliennya ?
b. Apakah audito dapat melanjutkan hubungan professional dengan  kliennya  dari  satu periode  ke  periode  berikutnya ?
c. Apakah  auditor dapat  menerima  suatu penugasan  tertentu  dari  kliennya ?
Dengan perkataan lain, bila auditor meragukan integritas  dari  manajemen  suatu entitas, atau berdasarkan pengalaman entitas tersebut rentan  terhadap  fraud, maka auditor dapat memutuskan untuk secara professional tidak  menerima entitas  tersebut sebagai kliennya.

I. Bidang yang Beresiko Tinggi Terkena Fraud
Ada 6 bidang yang beresiko tinggi untuk terkena fraud atau kecurangan , yaitu:
1. Purchasing and payroll Fraud dalam purchasing biasanya dilakukan dengan cara :
a. Kickback atau suap diberikan kepada pihak yang mengurus pembelian sebagai imbalan atas diberikannya kontrak kepada supplier.
b. Invoice palsu yang dibuat sendiri oleh pihak yang mengurus pembelian, kemudian ditagihkan ke perusahaan dan dibayar.
c. Manipulasi data supplier misalnya nomor rekening pembayaran ke supplier diubah ke rekening orang lain.
2. Sales and inventory Fraud dalam jenis ini misalnya :
a. Pencurian inventory baik yang sedang disimpan atau dalam pengiriman.
b. Transaksi penjualan dengan sengaja tidak dicatat atau dikurangi pencatatannya dan uang yang diterima atas penjualan tersebut masuk ke kantong pribadi.
c. Mengurangi atau menghapuskan jumlah utang konsumen atas barang yang sudah dijual secara kredit.
d. Mencatat transaksi penjualan palsu untuk mendapatkan komisi atau bonus terkait dengan penjualan.
e. Memberikan diskon berlebihan kepada konsumen.
3. Cash and check
Kas merupakan asset yang paling sensitif terhadap fraud karena kas kelihatan secara fisik dan relatif lebih mudah dipindah tangankan dibandingkan asset perusahaan yang lain. Fraud atas cek biasanya terjadi ketika terdapat kelemahan dalam proses rekonsiliasi bank.
4. Physical security
Kelemahan dalam physical security dapat menimbulkan asset misa propriation.
5. Hak kekayaan intelektual (HAKI) dan kerahasiaan informasi
Ini terkait dengan fraud dalam pembajakan dan pencurian informasi penting milik perusahaan.
6. Information Technology
IT fraud meliputi hacking, mail-bombing, spamming, domain name hijacking, server takeovers, denial of service, internet money laundering, electronic eavesdropping, electronic vandalism and terrorrism.

J. Pelaku Fraud
Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang yang dapat dipercaya. Kemungkinan besar suatu fraud terjadi ketika lingkungan pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri seseorang akan melakukan ketidakjujuran.
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan karyawan atau pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, contoh kecurangan yang dilakukan oleh manajemen yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan karyawan atau pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
K. Korban Fraud
Mengacu pada Albrecht, dan Zimbelman (2009:10), berdasarkan pihak yang menjadi korban, fraud dikelompokkan menjadi:
1. Fraud yang mengakibatkan perusahaan atau organisasi menjadi korban. Dalam kategori ini, fraud dibagi kembali menjadi kelompok – kelompok yang lebih spesifik;
a. Penggelapan oleh karyawan – pelaku fraud merupakan anggota atau karyawan dari perusahaan atau organisasi. Dalam fraud jenis ini, pelaku mengambil aset perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan aset secara langsung dilakukan dengan cara mengambil uang tunai, perlengkapan, peralatan serta aset – aset lain perusahaan, sedangkan kecurangan secara tidak langsung dilakukan dengan menerima sogokan atau komisi dari pihak ketiga.
b. Fraud yang melibatkan pemasok – pelaku fraud adalah pemasok dari suatu perusahaan atau organisasi. Fraud ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang dilakukan sendiri dan fraud yang melibatkan pihak lain. Pada fraud yang melibatkan pihak lain, biasanya pelaku bekerja sama dengan bagian pembelian suatu perusahaan.
c. Fraud yang melibatkan pelanggan – pelaku fraud adalah pelanggan dari suatu perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang melakukan kecurangan biasanya tidak membayar untuk barang yang dibeli, atau menipu perusahaan atau organisasi untuk memberikan mereka (pelaku) barang yang tidak seharusnya mereka miliki.
2. Fraud yang dilakukan oleh manajemen – korban dari fraud jenis ini adalah pemegang saham dan pemberi pinjaman dari suatu organisasi atau perusahaan. Fraud yang dilakukan oleh manajemen juga sering disebut sebagai kecurangan pelaporan keuangan. Manajemen melakukan fraud ini dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan.
3. Penipuan investasi dan penipuan pelanggan lainnya – korban dalam fraud jenis ini adalah pihak – pihak yang kurang berhati – hati atau kurang pengetahuan. Para pelaku fraud jenis ini umumnya menjual investasi palsu ke korban.
4. Kecurangan lain – lain – korban dari fraud jenis ini tidak memiliki batasan golongan.

MAKALAH TEORI AKUNTANSI Laporan Keuangan Neraca dan Riset Neraca

MAKALAH TEORI AKUNTANSI
Laporan Keuangan Neraca dan Riset Neraca












Dosen Pembimbing :
Drs. Sunardi, S.E.,M.Si.

Disusun Oleh :
Paket : CA.15.1
Kelompok : 4 

 
Denny Apriyani (222015044)
Shindy Sandra Debby (222015037)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan hidayah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Laporan Keuangan Neraca dan Riset Neraca dengan baik tanpa ada halangan dan rintangan. Selanjutnya salawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW., yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan, lalu menjadi penuh dengan ilmu pengetahuan. Amin.

Makalah Laporan Keuangan Neraca dan Riset Neraca ini  disusun untuk memenuhi  tugas mata kuliah Teori Akuntansi dan juga sebagai tambahan pengetahuan untuk para pembaca, khususnya mengenai Laporan Keuangan Neraca dan Riset Neraca.

Tak lupa juga, Kepada Bapak Sunardi, penyusun mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, karena telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam membuat makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini belum sempurna, mungkin masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan dan penyusunan, baik pada kata-kata ataupun gaya bahasa yang penyusun gunakan kurang tepat. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan pakar, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Palembang, 6 Oktober 2017

Penyusun  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4  
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1. Pengertian Laporan Keuangan 5
2.2. Jenis Laporan Keuangan 5
2.3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan 6
2.4. Laporan Periodik yang diwajibkan SEC ..18
2.5. Catatan dan Penjelasan  Laporaan Keuangan 19
2.6. Peristiwa Kemudian 20
2.7. Pengungkapan Laporan Keuangan di Pasar Modal 21
BAB III PENUTUP 34
3.1. Kesimpulan 34
3.2. Saran 34
DAFTAR PUSTAKA 34











 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan atau lembaga keuangan sseperti perbankan, laporan keuangan merupakan suatu komponen yang paling penting dalam menjalankan kegiatannya, salah satunya adalah laporan neraca, dengan membuat neraca kita bias menyusun laporan laba rugi dan perubahan modal. Karena segitu pentingnya maka dalam menyusun neraca kita harus teliti dalam memasukan dan memperkirakan akun akun yang ada. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan mencoba membahas tentang laporan neraca ini.

1.2.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini. 
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan?
2. Apa saja Jenis Laporan Keuangan?
3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan?
4. Apa itu laporan neraca?
  
1.3. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan
2. Mengetahui apa saja Jenis Laporan Keuangan.
3. Mengetahui Isi dan Elemen Laporan Keuangan.
4. Mengetahui Apa itu laporan neraca.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan , selain itu laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban accountability. Sekaligus menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

2.2. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebenarnya ada banyak, namun laporan keuangan utama menurut SAK hanya tiga, yaitu:
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu
3. Laporan arus kas, memuat sumber dan pengeluaran kas perusahaaa selama satu periode.

Dulu dikenal Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Dana disini diartikan bermacam-macam yaitu:
1. Dana diartikan Sebagai Kas
2. Dana diartikan sebagai Aktiva Cepat (Quick Assets).
3. Dana diartikan sebagai Monetery Assets.
4. Dana diartikan sebagai Aktiva Lancar.
5. Dana diartikan sebagai Modal Kerja (aktiva Lancar dikurang Utang lancar)
6. Dana diartikan sebagai keseluruhan Aktiva

Laporan arus kas dibagi dalam kelompok berikut:
1. Kegiatan Operasi
2. Kegiatan Investasi
3. Kegiatan Pendanaan Pembiayaan (Keuangan)

Laporan Kas dapat disusun dengan 2 cara:
1. Direct Method
2. Indirect Method

Orang sering memberikan jenis laporan keuangan lain seperti:
1. Daftar laba ditahan (Retained Earning Statement);
2. Daftar perubahan modal (Capital Statement)
3. Daftar perhitungan Harga Pokok (Cost Of Good Manufactured Statement)

Daftar ini semua merupakan daftar pendukung (supporting Statement) dari laporan keuangan utama. Bukan laporan yang berdiri sendiri.

2.3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan
Ada 3 hal yang harus diingat dalam mempertimbangakan apakah suatu transaksi dapat dianggap sebagai elemen laporan keangan atau tidak:
1. Konsep Income dalam istilah tadi harus dianggap lebih luas daripada istilah income menurut akuntansi secara tradisional
2. Pengertian assets, liabilities, equity menyangkut pada jumlah kekayaan, klaim terhadap sumber-sumber tadi pada suatu waktu tertentu (pertanggal tertentu). Sedangkan pengertian revenue, expense, gains, dan losses menyangkutt pengaruh transaksi, kejadian selama periode tertentu (dari satutanggal ke tanggal yang lain)
3. Nilai assets, liabilities, equity dianggap berubah akibat pengaruh revenue, expense, gain, loss. Dengan begitu, laporan keuangan dianggap punya kaitan antara satu dengan yang lain.

Dalam statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.6 elemen akuntansi itu adalah assets, Liabilities, Owners’ Equity, Revenues,Gains, Expenses, dan Losses.

Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan neraca dikenal dua pendekatan:
1. Articulated Approach
Pada pendekatan ini, kedua laporan keuangan dianggap memiliki hubungan matematis, di mana laporan laba rugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu, dengan asumsi tidak ada transaksi modal dan transaksi penyesuaian modal
2. Non-Articulated Approach
Pada pendekatan ini, hubungan antara neraca dan laba rugi dianggap tidak ada, minimal tidak otomatis dan masing masing berdiri sendiri.

Dalam pendekatan Articulated di kenal 2 konsep:
1. Revenue – expense Approach
Konsep ini menganggap bahwa laporan utama adalah laporan laba rugi. Laba rugi diperoleh dari pengurangan (matching) biaya yang diakui.
2. Asset Liability Approach
Konsep ini menganggap bahwa langkah pertama bukan mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban.


1. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
a. Pengertian
Neraca atau posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, disebut pertanggal tertentu missal per tanggal 31 Desember 2005. Posisi yang digambarkan yaitu posisi harta, utang, dan modal.

b. Definisi Komponen Neraca
1. Definisi Harta
Menurut Commite on Terminology, asset adalah sesuatu yang akan disajikan disaldo debit yang akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi (bukan karena saldo negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debit ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan dimasa yang akan datang
Menurut APB Statement, (1970:132), asset adalah kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Menurut FASB (1985) asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.

2. Pengakuan dan penilaian Aktiva dan Kewajiban
Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan peniilaian aktiva dan kewajiban sesuai yang digariskan APB:
Pencatatan aktiva didasarkan pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan pada pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost.
Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva buka uang (nonmoneter), nilai yang dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Selain itu, berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva adalah:
a. Book Value, adalah harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan historis dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan
b. Replacement Cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan barang lain yang sama
c. Selling price adalah harga penjualan
d. Net Realizable Value adalah harga jual dikurangi biaya penjualan dan dikurangi tingkat margin yang normal.

Beberapa metode penilaian asset digambarkan oleh Wolk,et.al.
Aset Metode penilaian
Piutang Taksiran nilai net relizable value
Investasi Cost, lower of cost or market, atau market (tergantung jenis investasi) metode equity
Persediaan barang Cost, replacement cost, net relizable value atau net rezable value dikurangi mark up total
Aktiva dibangun sendiri Aktiva Tetap Full absorption costing untuk perusahaan dan kapitalisasi bunga untuk yang bukan persediaan
Pertukaran Aktiva non yang sejenis Cost, alokasi cost dan nilai buku
Nilai buku asset lama ditambah dengan kas yang sejenis diberikan
Aktiva tak berwujud Nilai buku
Pembebanan ditunda Nilai buku

3. Definisi Kewajiban/ Utang (Liabilities)
Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negative aktiva).

Tiga sifat kewajiban:
a. Kewajiban itu benar ada
b. Kewajiban itu tidak dapat dihindarkan
c. Kejadian yang menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban telah terjadi.

Istilah penting dalam kewajiban 
a. Contractual liabilities, adalah kewajiban yang didukung oleh perjanjian tertulis
b. Constructive obligation, adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu
c. Equitable obligation, adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak dan hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan. 
d. Contingent liabilities, adalah suatu situasi atau keadaan yang menggambarkan ketidakpastian apakah mungkin menumbulkan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila sesuatu kejadian atau beberapa kejadian dimasa yang akan dating terjadi atau tidak.
e. Deferred credit, adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian memberikan pengorbanan dimasa yang akan datang. Ada 2 jenis yaitu:
a. Prepaid revenue, adalah penerimaan free dimuka yang belum sepuhnya diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang dibayar
b. Deferred revenue, akibat peraturan pengakuan pendapatan, misalnya Investment tax credit dan laba rugi dari transaksi leaseback.
f. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang.

4. Pengakuan dan Penilaian Kewajiban
Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No.5 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transakasi, biasanya jumlah yang akan dibayarkan dimasa yang akan datang biasanya didiskontokan (dinilai berdasarkan present value-untuk jangka panjang), sejumlah niilai pertukaran, atau sejumlah nilai normal.

2. Modal Pemilik (Owner’s Equity)
Equity adalahsuatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lemba (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan equity adalah modal pemilik.
Dalam perusahaan perseorangan, niilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sementara itu, dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal karena pendapatan. Dividen hanya doobayar dari laba ditahan bukan dari modal diosetor.
Modal setor atau contributed capital dapat dibagi menjadi: 
1. modal statuer adalah jumlah batas kewajiban pemilik, modal ini dinilai sebesar harga pasri atau harga nominal.
2. modal lainnya, seperti agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option, dan lainnya.

Laba Ditahan
Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya, dan besaran deviden.

Cadangan (Reserve)
Dalam arti umum cadangan berari sesuatu yang disimpan untuk maksud tertentu. Dalam akuntansi sering dianggap sebagai pos penilaian atau taksiran kewajiban, misalnya cadangan piutang ragu-ragu, cadangan penghapusan, cadangan utang pajak, dan lainnya.



Pengakuan dan Penilaian Modal
Transaksi modal dapat dibagi 2, transaksi modal dan transakksi yang berkaitan dengan laba. Transaksi golongan pertama menyangkut transaksi langsung dari pemilik dengan perusahaan, misalnya pembayarann dan pengambilalihan modal. Golongan kedua menyangkut transaksi laba rugi, koreksi tahun lalu, dan sebagainya.

3. Off Balance Sheet
Dalam peristilahan akuntansi dan juga di perbankan khususnya dikenal apa yang disebut off balance sheet ini adalah ransaksi yang terjadi dalam perusahaan, tetapi karena menurut aturan, baik aturan prinsip akuntansi maupun aturan lainya tidak dimasukkan dalamneraca atau belum boleh dicatat dalm proses akuntansi. Transaksi ini biasanya menyangkut transaksi cash atau transaksi intrumen keuangan lainnya yang belum direalisasi, misalnya:
a. Giro, yang belum jatuh tempo kas bon
b. Hak untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya
c. Hak menukarkan asset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan

Khusus bank sesuai PSAK No. 31 masa penyajian dan pengungkapan adalah
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
d. Laporan pperubahan ekuitas
e. Catatan atas laporan keuangan

Neraca
Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnnya.
Dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam PSAK lainya, penyajian pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan mencangkup, tetapi tidak terbatas pada unsure aktiva, kewajiban, dan ekuitas .
Aktiva
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank lain
Penempatan pada bank lain
Efek-efek
Efek yang dibeli dengan janji jual kembali
Tagihan derivative
Kredit
Tagihan akseptasi
Penyertaan saham
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain

Kewajiban
Kewajiban segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Efek-efek yang dijual dengan janji beli kembali
Kewajiban derivative
Kewajiban akseptasi
Surat berharga yang diterbitkan
Pijaman diterima
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Kewajiban lain-lain
Pinjaman subordinasi

Ekuitas
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Saldo laba (rugi)
Laporan Laba Rugi
Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya  dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lain.
Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsure pendapatan dan beban, serta membedakan antara unru-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan nonoperasional.
Dengan memerhatikan ketentuan yang diatur dalam PSAK lainnya, penyajian pada laporan laba rugi atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan mencangkup.
Jenis jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank, antara lain, adalah pendapatan bunga, pendapatan komisi dan provisi, serta pendapatan jasa lainnya.

Laporan Perubahan Ekuitas 
Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai PSAK 1: penyajian laporan keuangan
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan dengan PSAK 2: Laporan Arus Kas dan harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan.
Kas dan setara kas terdiri:
a. Kas
b. Giro pada Bank Indonesia
c. Giro pasa Bank lain
Mengingat bank mempunyai likuiditas yang sangat ketat jika dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya maka penempatan yang segera akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya tidak termasuk dalam perhitungan.

Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.  Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Analisis Jatuh Tempo Aktiva dan Kewajiban
Bank harus mengungkapkan analisis dan kewajiban menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo.

4. Bentuk Neraca
a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman verikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal
b. Bentuk Kedua Neraaca Skontro atau T-Account Form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di Kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah
c. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (Financial Position Form)
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman para peranan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama dicantumkan aktiva lancer dikurangi utang lancer dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.

5.    Penyajian Neraca Menurut  Standar Akuntansi 
Laporan  keuangan  harus  disusun  sesuai  dengan  standar  akuntansi  yang lazim.Keuangan harus  disusn secara sistematis sehingga dapat  memberi kaan gambaran  mengenai  posisi  keuangan  perusahaan  pada  suatu  saat  tertentu.Untuk lebih  dapat   menggambarkan secara  wajar sifat  dan perkembangan  perubahan yang dialami   perusahaan  dari waktu ke waktu  sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun laporan keuangan  komparatif, setidaknya untuk dua tahun  terakhir.
Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai  berikut  :
AKTIVA :
Aktiva lancar 
Investasi (penyerahan)
Aktiva tetap
Aktiva  yang tidak berwujud
Aktiva lain-lain
KEWAJIBAN 
Kewajiban  lancar (jangka pendek)
Kewajiban  jangka  panjang 
Kewajiban lain-lain 
MODAL
Modal saham 
Agio saham 
Laba yang diitahan 
Penyajian diatas merupakan pencerminan dari klasifikasi lazim pos neraca sebagai  berikut:
a. Aktiva  diklasifikasikan  menurut  urutan  likuiditas 
b. Kewajiban  diklasifikasikan  menurut  urutan jatuh tempo 
c. Modal  diklasifikasikan  berdasarrkan siafat  kekekkalan .
Perkiraan lawan (offset/contra account) atas  pos neraca  tertentu disajikan  sebagai unsur pengurangan atas pos neraca yang bersangkutan.Sebagai  cotoh  penyisihan piutang  yang diragukan  disajikan sebagai pengurang terhadap  jumlah piutang usaha,akumulasi  penyusutan di  sajikan sebagai pengurang  terhadap jumlah aktiva tetap,demikian  pula  diskonto  uang obligasi dapat disajikan pada  kelompok  kewajiban  sebagai pengurang  terhadap pos uang obligasi.

6.   Keterbatasan  Neraca
Mulanya  para  pemakai  laporan  menaruh  kepercayaaan  besar terhadap neraca,tetapi karena  perhatian investor beralih ke earning per share sebagai  alat menilai perusahaan,peranan laporan laba rugi semakin  penting  bagi pembaca  laporan keuangan perusahaan.Belakangan ini perhatian kembali  bagi  masalah kekayaan,utang  dan modal tang akan digunakan  untuk  pertubuhan  modal,maka perhatian kembali ke neraca khususnya pada likuiditas,leverage,danreturn on equity   atau return  on asset. Upaya untuk menaaikan kegunaan neraca semakin dilakukan mulai dari metede penilaian, penyajian  yang  komporatif sampai pada akuntansi  inflansi.Kelemahan yang paling berat dari neraca ini adalah ketidak mampuannya menyajikan  informasi  current value dari asset yang  dimiliki perusahaan.


2.4. Laporan Periodik yang Diwajibkan SEC (Securities  Exchange Commission)
Di Amerika,SEC  atau Badan Pengawas Pasar  Modal  mewajibkan perusahaan yang go public  melaporkan secara periodic laporan keuangannya  sebagai  berikut.
1. Form  10 – K. ini adalah laporan tahunan  yang harus  disampaikan tiga bulan        atau Sembilan puluh hari setelah akhir tahun buku.
2. Form 10 –¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬ Q. Ini merupakan laporan keuangan kuartal yang harus disampaikan 45 hari setelah akhir kuartal. Kuartal 1,2 dan 3. Kuartal 4 tidak perlu karena sudah tergabung dalam laporn tahunan atau form 10 ¬¬¬¬¬¬¬-–¬¬¬ K.
3. Form 8  ¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬– ¬¬ K.  Laporan ini harus disampaikan  lima belas hari setelah kejadian tertentu dilaksanakan.Kejadian itu adalah
a. Perubahan  dalam  hal pengawasan  perusahaan.
b. Pembelian atau penjualan aset yang demikian besar. 
c. Bangkrut atau mengalami dampak bangkrut.
d. Perubahan akuntan pemeriksaan.
e. Kejadia lin yang dianggap penting bagi pemegang saham.

Laporan tahunan bisanya harus disusun oleh perusahaan go public setip akhir tahun periode pembukuan.Biasanya ini laporan tahunan adalah sebagai berikut:
1. Neraca yang sudah di audit untuk dua tahun terakhir.
2. Laporan laba rugi untuk tiga tahun terakhir.
3. Laporan keuangan penting selama lima tahun terakhir,seperti  penjualan, laba operasi, laba per lembar saham, jumlah aktiva, utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa, dividen per lembar saham biasa,dan iinformasi lainnya yang berkaitan dengan data keuangan yang dianggap perlu.
4. Penjelasan manajemen tentang situasi keuangan perusahaan, hasil operasi, likuiditas, sumber dana modal, tren yang baik dan yang  kurang baik,kejadian yang  bersifat  tidak pasti, penyebab perubahan dalam  laporan keuangan, pengaruh inflasi, dan perubahan harga, san proyeksi masa depan.
5. Ikhtisar informasi  keuangan intern untuk tiap kuartal pada tahun yang bersangkutan.
6. Data penting yang menyangkut  segmen industri, kegiatan perusahaan domestik dan  luar negeri dan penjulan ekspor.
2.5.    Catatan dan Penjelasan  Laporaan Keuangan
Catatan dan penjelasan laporan keuangan (notes tofinancial statement) merupakan bagian yang tak terpisah dari laporan keuangan.Biasanya hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan penjelasan laporan keuangan ini adalah sebagi berikut:
1. Kebijakan akuntansi, misalnya metode laporan konsolidasi, metode penyusutan, persediaan barang , pengakuan hasil, perubahan akuntansi dan sebagainya.
2. Penjelasan tentang perkara di pengadilan jika ada,kewajiaban contingent laba rugi kontigensi dan komitmen yang tidak biasa.
3. Rencana penggabungan usaha,penjelasan transaksi yang tidak biasa related party transactions (hubungan istimewa)dengan perusahaan anak,induk, direksi, pemegang saham, dan lai-lain.
4. Penjelasa tentang jenis saham, program pemberian saham kepada pegawai (ESOP =Employee Stock  Ownership Plan),dividen saham dan lain-lain.
5. Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan.
6. Penjelasan pos penting seperti umur piutang,perincian persediaan, aktiva tetap,penjualan,pembelian barang,dan daftar biaya produksi.
7. Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi,perkara di majelis perpajakan.
2.6. Peristiwa Kemudian (Subsequent Event)
Peristiwa kemudian adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa kemungkinan ini ada kemungkinan:
1. Menibulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan
2. Memerlukan disclosure (pengungkap)
3. Tidak memerlukan apa-apa
          Adjusment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan keuangan harus disesuaikan karena adanya peristiwa kemudian yang memebrikan bukti yang berkaitan dengan keadaan yang terjadi pada tanggal neraca dan memengaruhi laporan keuangan secaea materiil.Misalnya debitur yang bangkrut bisa memengaruhi taksiran penyisihan piutang ragu-raguyang sebelumnya sudah ada indikasi kearah bangkrut pada tanggal neraca.
Pengungkapan perlu jika peristiwa kemudian memberikan bukti yang berkaitan denga persyaratan yang tidak ada pada tanggal neraca.Misalnya debitur yang mengalami musibah banjir yang tidak diduga dan tidak ada tanda-tanda pada tanggal neraca tidak perlu adjustment penyisihan piutang.Misalnya yang lain adalah:
1. Penjualn saham dan obligasi yang cukup besar
2. Pembelian atau penjualan aset yang cukup besar termasuk adanya penggabungan usaha
3. Laba rugi dari realized dan unrealized surat berharga dari investasi
4. Pengajuan perkara atau penyelesaian perkara dipengadilan 
5. Penurunan nilai persediaan yang tidak ada indikasi pada tanggal neraca
6. Kerugian akibat keadaan yang tidak diduga seperti banjir,kebakaran,pencurian
Gempa bumi,dan lain sebagainya.
7. Pergantian pengurus perusahaan.
2.7.  Pengungkapan Laporan Keuangan di Pasar Modal
Elemen pengungkapan yang diterapkan BAPEPAM-LK dan tim lain di Indonesia.Elemen pengungkapan ini di susun oleh tim yang setiap tahun melakukan perlombaan laporan tahunan perusahaan publik.Sponsornya adalaah kementerian BUMN didukung oleh Ditjen Pajak,BAPEPAM-LK,Bank Indonesia,Jakarta Study Exchange IAI dan NCGP.
Kriteria penjelasan:
I. Umum
a. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar,dinjurkan menyajikan juga dalam bahasa ingris
b. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
c. Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas, nam perusahaan dan tahun annual Report ditampilkan di:
1. Sampul muka,samping dan belakang
2. Setiap halaman

II. Ikhtisar Data Keuangan Penting

1. Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama lima tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari lima tahun,informasi memuat antara lain:
a. Penjualan /pendapatan usaha 
b. Laba (rugi) kotor
c. Labaa (rugi) usaha
d. Laba (rugi) bersih
e. Jumlah saham yang beredar 
f. Laba(rugi) bersih per saham 
g. Proforma penjualan /pendapatan usaha
h. Proforma laba (rugi) bersih 
i. Proforma laba (rugi)per sham 
j. Modal kerja bersih 
k. Jumlah aktiva 
l. Jumlah investasi 
m. Jumlah kewajiban 
n. Jumlah ekuitas 
o. Rasio-rasio keuangan 

2. Laporan tahunan wajib memuat informasi harga saham tertinggi, terendah dan penutupan,serta jumlah saham yang diperdagang kan untuk setiap masa triwulan dalam dua tahun buku terakhir (jika ada)
Harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemeacahan saham,dividen saham,dn saham bonus,dan bentuk tabel atau grafik.


III. Laporan Dewan Komisarais dan Direksi

1. Laporan Dewan Komisaris memuat hal-hl seabagai berikut:
a. Penilaian terhadap kinerja direksi mengenal pengelolaan perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis,perbandingan antara hasil yang dicapai dengan ditargetkan,dan Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan serta rekomendasi atau nasihat yang telah disampaikan Dewan komisaris berkenaan dengan hal tersebut.
b. Penilaian atas penerapan tata kelola perusahaan yng baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan termasuk rekomendasi  atau nasihat yang telah disampaikan Dewan Komisaris berkenaan dengan hal tersebut.
c. Pandangan atas prospek usaha perusahaan dan strategis pencapaian yang disusun oleh Direksi.
d. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris.
e. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada)
f. Laporan Dewan Komisaris wajib ditandatangani oeh seluruh anggota Dewan Komisaris dengan menyebutkan nama dan jabatannya.Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan wajib menjelaskan alasannya.

2. Laporan Direksi memuat hal-hal sebagai berikut
a. Kinerja Perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis,perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yng ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.
b. Prospek usaha dan strategis pencapaiannnya 
c. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah diaksanakan oleh perusahaan.
d. Perubahan komposisi Diireksi (jika ada)
e. Laporan Direksi wajib ditandatangani oeh seluruh anggota Direksi  dengan menyebutkan nama dan jabatannya.Dalam hal terdapat anggota Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan wajib menjelaskan alasannya.

IV.  Profil Perusahaan 
1. Nama dan alamat perusahaan 
2. Riwayat singkat perusahaan,mencakup antara lain,tanggal/tahun pendirian,nam dan perubahan nama perusahaan (jika ada)
3. Bidang usaha meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan.
4. Struktur organisasi dalam bentuk bagan.
5. Nama,jabatan,dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris.
6. Nama,jabatan,dan riwayat hidup anggota Direksi.
7. Komposisi pemegang saham,nama pemegang saham dan persentase kepemilikan (untuk kepemilikan 5 %atau lebih,Direktur dan Komisaris yang memiliki saham,dan pemegang saham lainnya.
8. Daftar anak perusahaan dan atau perusahaan Asosiasi,Informasi memuat antara lain:
a. Nama anak perusahan /perusahan asosiasi 
b. Persentase kepemilikan saham 
c. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi
d. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan (telah beroperrasi atau belum beroperasi)
9. Kronologis pencatatan saham (jika ada),mencakup antara lain:
a. Kronologis pencatatan saham 
b. Jenis tindakan korporasi(corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham 
c. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku
d. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
10. Kronologis pencatatan efek lainnya (jika ada)mencakup antara lain:
a. Kronologis pencatatan lainnya
b. Jenis tindakan korporasi (corporate action)yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 
c. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 
d. Nama bursa dimana efek lainnya tersebut dicatatkan
e. Peringkat efek 
11. Jumlah karyawan (korporatif 2 tahun )dan deskripsi pengembangan kompotensinya (misal:aspek pendidikan dan pelatihan karyawan),informasi memuat antara lain: jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi dan tingkat pendidikan 
12. Penghargaan dan sertifikasi yang dterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional, informasi memuat antara lain:
a. Nama penghargaan 
b. Tahun perolehan 
c. Badan pemberi penghargaan 
d. Masa berlaku 
13. Nama dan alamat lembaga dan/ atau profesi penunjang pasar modal 
14. Nama dan alamat anak perusahaan dan /atau kantor cabang dan atau kantor perwakilan (jika ada)

V. Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan 
1. Tinjauan operasi per segmen, memuat uraian mengenai produksi penjualan /pendapatan usaha,profitabilitas,dan peningkatan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan,analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan anatara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun yang sebelumnya,antara lain mengenai:
a. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar,dan jumlah aktiva
b. Kewajiban lancar,kewajiban tidak lancar,dn jumlah kewajiban 
c. Penjualan /pendapatan usaha
d. Badan usaha
e. Laba bersih 
f. Uraian dalam bentuk tabel dan narasi 
3. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal, penjelasan tentang:
a. Tujuan dari ikatan tersebut 
b. Sumber dana yang di harapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut
c. Mata uang yang menjadi denominasi
d. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait 
4. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi 
5. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan atau beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan 
6. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa yag baru 
7. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan dan pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama dua tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari dua tahun 
8. Informasi dan fakta material yang terjadi setalah tanggal laporan akuntansi, uraian kejadian penting setelah tanggal laporan kuntansi termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha dimasa mendatang 
9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan,uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya 
10. Uraian tentang aspek pemasaran, uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan,antara lain meliputi pangsa pasar 
11. Pernyataaan mngenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang di umumkan atau dibayar selama dua tahun buku terakhir 
a. Besarnya dividen untuk masing-masing tahun 
b. Besarnya payout ratio
12. Realiasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumuklatif sampai dengan saat terakhir apabila belum dinyatakan habis.dalam hal terdapat perubahan dari prospectus agar dijelaskan.
13. Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi utang / modal,transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi.
14. Uraian mengenai perubahan peraturan pemerintah yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan,uraian mengenai perubahan pemerintahan dan dampaknya terhadap laporan keuangan 
15. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi,uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi,alasan dan dampaknya terhadap laporan keuagan 

VI. Good Corporate Governance
1. Visi dan misi perusahaan
2. Uraian Dewan Komisaris ,uraian memuat antara lain:
a. Ruang ingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing –masing anggota Komisaris, termasuk Komisaris Independen 
b. Hubungan tugas antara Komisaris dan Komite Audit serta komite-komite lain yang ada 
c. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris 
d. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris 
e. Program pelatihan untuk Dewan Komisaris 
3. Uraian Direksi,uraian memuat antara lain:
a. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi 
b. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi
c. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota Direksi 
d. Program pelatihan untuk Direksi 
4. Komita Audit, mencakup antara lain:
a. Nama,jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit
b. Indepedensi anggota Komite Audit
c. Uraian tugas dan tanggung jawab 
d. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit 
e. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit 
5. Komite nominasi,menckup antara lain:
a. Nama,jabatan,dan riwayat hidup singkat anggota Komite nominasi 
b. Indepedensi anggota Komite nominasi
c. Uraian tugas dan tanggung jawab 
d. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite nominasi
e. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite nominasi 
6. Komite remunerasi ,mencakup antara lain:
a. Nama,jabatan,dan riwayat hidup singkat anggota Komite remunerasi
b. Indepedensi anggota Komite remunerasi
c. Uraian tugas dan tanggung jawab 
d. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite remunerasi
e. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite remunerasi
7. komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan,mencakup antara lain:
a. Nama,jabatan,dan riwayat hidup singkat anggota Komite lain
b. Indepedensi anggota Komite lain
c. Uraian tugas dan tanggung jawab 
d. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite lain
e. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite lain
8. Uraian dan tugas fungsi sekretaris perusahaan
9. uraian mengenai pelaksanaan  pengawasan dan pengendalian interen (internal audit and control)
10. Akuntan perseroan 
a. Berapa periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan perseroan 
b. Besarnya fee audit
c. Jasa lain yang diberikan akuntan selaian jasa financial audit
11. Uraian mengenai risiko perusahaan,mencakup antara lain:
a. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan 
b. Upaya untuk meminimalkan risiko tersebut.
12. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Uraian mencakup jenis aktivitas dan biaya yang telah dikeluarkan terhadap total pendapatan.
Konsumen:uraian mengenai pengakuan hak-hak karyawan terutama mengenai persamaan kesempatan kepda seluruh karyawan.
Komunitas: uraian mengenai community development program yang telah diberikan dan kebijakan perusahaan atas hal ini termasuk tersedianya akses atas informasi yang relevan kepada komunitas.
Lingkungan kesejahteraan dan keamanan:urian mengenai standar yang dipakai untuk aktivitras kelestarian lingkungan,kesejahteraaan dn keamanan.
13. Akses informasi dan data perusahaan,uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepda publik misalnya melalui website,media massa, mailing list,bulletin,dan sebaginya.
14. Etika perusahaan,pernyataan tentang code of conduct,penyebaran kepada karyawan dan upaya penegakannya.

VII. Informasi  Keuangan 
1. Surat pernyataan Direksi tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan, sesuai dengan peraturan BAPEPAM No.VIII.G.11.tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan 
2. Opini akuntan atas Laporan Keuangan,sesuai dengan SPAP-IAI
3. Deskripsi Auditor Independen di opini,deskripsi memuat tentang:
a. Nama dan tanda tangan 
b. Tanggal Laporan Audit 
c. No.Izin KAP (jika ada)
4. Laporan Keuanga yang lengkap,memuat secara lengkap unsur-unsur Laporan Keuangan
a. Neraca 
b. Laporan laba rugi 
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan 
5. Penyajian laporan arus kas, memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Penggunaan metode langsung (direct method)
b. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas-aktivitas operasi,investasi,dan pendanaan
c. Pengungkapan aktivitas yang tidak memengaruhi arus kas
d. Emisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi
e. Penyajian penambahan dan pembayaran utang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan.
6. Ikhtisar kebijkan akuntansi,meliputi sekurang-kurangnya:
a. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 
b. Pengakuan pendapatan dan beban 
c. Penilaian investasi 
d. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap
e. Dasar perhitungan laba per saham 
7. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubngan istimewa, hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
a. Rincian jenis, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan jumlah piutang dan atau utang yang terkait
b. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva, kewajiaban, penjualan dan pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap total aktiva,kewajiban,penjualan dan pembelian (beban)
c. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama dan jumlah utang/piutang sehubungan dengan transaksi tersebut 
d. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa
e. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta peryataan apakah penerapan kebijakan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga
8. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan ,hal-hal yang harus diungkapkan:
a. Jenis dan utang pajak 
b. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku 
c. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 
d. Peryataan bahwa laba kena pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT
e. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian,dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada lapora laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca 
9. Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ,hal –hal yang harus diungkapkan:
a. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing serta ekuivalennya dalam rupiah 
b. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
c. Rincian kontrak valuta berjangka dn ekuivalen dalam rupiah 
d. Kebijakan manajemen risiko mata uang asing 
e. Apabila lindung nilai tidak dilakukan,alasan untuk tidak melakukannya 
10.  Komitmen dan kontijensi,hal- hal yang harus diungkapkan:
a. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa,keagenan dan distribusi,bantuan manajemen,teknik,royalty,dn lisensi memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait,periode berlakunya  perikatan, dasar penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban atau pendapatan pada periode pelaporandan pembatasan-pembatasan lainnya
b. Untuk perikatan berupa kontrak/ perjanjian yang memerlukan penggunaan dana dimasa yang akan datang,seperti pembangunan pabrik, perjanjian pembelian,ikatan untuk investasi,dan sebagainya,memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian,periode berlakunya perikatan, nilai keseluruhan,mata uang,dan bagian yang telah direalisasi 
c. Untuk pemberian jaminan /garansi memuat uraian tentang pihak-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga untuk pihak yang dijamin,latar belakang dikeluarkannya jaminan,periode berlakunya jaminan, nilai jaminan 
d. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak yang terkait, jumlah yang diperkirakan serta latar belakang,isi dan status perkara dan pendapat hukum (legal opinion)
e. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan seperti: masalah lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan dampaknya terhadap perusahaan.
  
























BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa neraca merupakan laporan keuangan yang disajikan untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan meliputi asset dan sumber perolehannya dari utang atau kewajiban dan atau moda (Equity).
Komponen-komponen pokok pada neraca meliputi aktiva (asset) yang terdiri dari aktiva lancer, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Kewajiban atau liability yang terdiri dari kewajiban lancer (jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang. Modal atau equity yang terdiri dari modal sendiri, modal saham dan laba ditahan (laba yang belum dibagi).

3.2. Saran
Dengan adanya pembahasan makalah ini pemakala berharap dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami untuk selanjutnnya.